Britainaja – Sering merasa kepala nyut-nyutan setelah lama menatap layar ponsel? Fenomena ini ternyata bukan sekadar sugesti. Sejumlah penelitian medis mengungkap bahwa penggunaan smartphone berlebihan dapat memicu sakit kepala, migrain, bahkan gangguan tidur akibat kombinasi cahaya biru, ketegangan mata, dan postur tubuh yang salah.
Dalam jurnal Medical News Today, para peneliti menjelaskan bahwa terlalu lama menatap layar digital dapat menyebabkan ketegangan pada otot mata atau digital eye strain. Ketegangan ini bisa menjalar ke otot kepala dan leher, sehingga memicu rasa nyeri mulai dari sakit kepala ringan hingga migrain.
Salah satu penyebab utama keluhan ini adalah paparan cahaya biru dari layar smartphone. Cahaya ini berasal dari LED pada perangkat dan membuat otot mata harus bekerja ekstra untuk fokus, terutama saat membaca teks kecil dalam pencahayaan minim.
Menurut data dari PubMed Central (PMC), sekitar 60% pengguna smartphone mengalami gejala digital eye strain. Gejala yang umum terjadi antara lain nyeri di sekitar pelipis, pandangan kabur, dan mata terasa kering setelah menatap layar lebih dari empat jam tanpa istirahat.
Peneliti dalam jurnal Effects of Smartphone Overuse on Headache, Sleep, and Quality of Life (2021) menyebut, otot mata yang terus-menerus berkontraksi saat menatap layar dapat menimbulkan ketegangan di area kepala dan leher. Kondisi ini juga memicu aktivasi saraf trigeminal, yang berperan besar dalam munculnya rasa sakit kepala.
Postur Tubuh Juga Jadi Pemicu Utama
Bukan hanya cahaya layar, posisi tubuh saat menggunakan ponsel turut berperan besar dalam munculnya rasa pusing. Kebiasaan menundukkan kepala terlalu lama,d ikenal dengan istilah text neck, dapat memberikan tekanan hingga 27 kilogram pada tulang leher dan punggung bagian atas.
Tekanan berlebih tersebut menghambat aliran darah ke kepala dan menyebabkan nyeri di area tengkuk. Riset bertajuk Increased Screen Time and Migraine Study (2023) menemukan bahwa orang yang menggunakan perangkat digital lebih dari enam jam per hari memiliki risiko migrain 45% lebih tinggi, terutama pada kalangan remaja dan pekerja kantoran.
Gangguan Tidur Perburuk Kondisi Kepala
Kebiasaan bermain HP sebelum tidur juga berkontribusi terhadap meningkatnya risiko sakit kepala. Paparan cahaya biru terbukti menekan produksi melatonin, hormon yang mengatur ritme tidur alami tubuh. Akibatnya, kualitas tidur menurun, otak kelelahan, dan otot kepala menegang pada pagi harinya.
Para ahli menyarankan untuk menghindari layar setidaknya 30 menit sebelum tidur. Selain itu, aktifkan fitur night mode atau blue light filter pada perangkat agar paparan cahaya biru berkurang dan tidur menjadi lebih nyenyak.
Langkah Pencegahan agar Kepala Tak Mudah Pusing
Meski sulit lepas dari smartphone, ada beberapa cara efektif untuk mencegah efek negatifnya. Terapkan aturan “20-20-20”: setiap 20 menit menatap layar, alihkan pandangan ke objek sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik.
Selain itu, jaga postur tubuh agar tidak terlalu menunduk saat menggunakan HP dan beri waktu istirahat untuk mata setiap beberapa jam. Penggunaan kacamata anti-blue light juga bisa membantu mengurangi paparan cahaya biru yang berlebihan.
Bagi pengguna aktif, penting untuk menyesuaikan tingkat kecerahan layar dengan kondisi cahaya ruangan agar mata tidak cepat lelah. Kebiasaan kecil seperti ini bisa mencegah nyeri kepala yang sering muncul akibat penggunaan HP terlalu lama.
Penggunaan smartphone memang sudah menjadi bagian dari kehidupan modern. Namun, memahami batas wajar dan menerapkan kebiasaan sehat bisa membantu mencegah sakit kepala serta menjaga kesehatan mata dan postur tubuh. Dengan sedikit disiplin, Anda tetap bisa menikmati teknologi tanpa mengorbankan kenyamanan fisik. (Tim)









