Britainaja – Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat penurunan jumlah wisatawan mancanegara sepanjang Januari hingga Agustus 2025. Berdasarkan data resmi, tingkat kunjungan turis asing ke Yogyakarta berkurang sekitar 7,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, menyampaikan bahwa tren penurunan kunjungan wisatawan asing tersebut menjadi perhatian serius pemerintah daerah. “Jika dibandingkan dengan periode Januari hingga Agustus 2024, kunjungan wisatawan mancanegara turun sebesar 7,36 persen,” ujar Made dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Pembangunan Daerah Triwulan III Tahun 2025, Kamis (30/10).
Dari data yang di paparkan, jumlah wisatawan asing yang datang ke Yogyakarta pada periode Januari-Agustus 2024 tercatat sebanyak 72.453 orang. Sementara pada periode yang sama tahun ini, angkanya turun menjadi 67.123 orang.
Penurunan ini, menurut Made, di sebabkan oleh berbagai faktor, termasuk berkurangnya aktivitas dan event wisata berskala internasional yang biasanya menjadi magnet utama bagi wisatawan mancanegara.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengonfirmasi hal senada. Ia menilai pembatalan sejumlah kegiatan wisata berpengaruh besar terhadap turunnya jumlah pengunjung asing ke Kota Gudeg tersebut.
“Banyak event yang di batalkan karena efisiensi anggaran, dan hal itu menjadi salah satu penyebab utama penurunan wisatawan,” kata Hasto usai menghadiri rapat koordinasi.
Meski jumlah turis asing menurun, Hasto menegaskan bahwa kunjungan wisatawan domestik ke Yogyakarta masih cukup stabil. “Untuk wisatawan lokal, jumlahnya masih cukup baik dan belum ada penurunan signifikan,” ujarnya.
Menurutnya, langkah yang perlu di ambil untuk kembali meningkatkan daya tarik bagi wisatawan mancanegara adalah dengan memperbanyak atraksi wisata dan event internasional. Ia menilai sektor transportasi dan akomodasi di Yogyakarta sudah cukup memadai, namun aspek atraksi masih perlu di perkuat.
“Pariwisata itu bertumpu pada tiga hal: atraksi, amenitas, dan transportasi. Untuk hotel dan transportasi saya kira sudah baik, tapi atraksi yang perlu di perbanyak,” jelas Hasto.
Ia menambahkan, pemerintah daerah perlu memperkuat calendar of event dengan kegiatan yang benar-benar memiliki daya tarik global. “Kita perlu menambah event berskala internasional agar wisatawan mancanegara betah lebih lama di Yogyakarta,” ungkapnya.
Dengan semakin ketatnya persaingan pariwisata antar daerah, Hasto berharap kerja sama lintas sektor dapat mendorong munculnya inovasi baru di bidang promosi wisata. “Harus ada sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat agar sektor pariwisata bisa kembali menggeliat,” tutupnya.
Pemerintah DIY kini tengah menyiapkan strategi baru untuk memulihkan sektor pariwisata, salah satunya dengan meningkatkan kualitas atraksi dan memperluas promosi ke pasar luar negeri. Di harapkan, langkah ini mampu menarik kembali wisatawan mancanegara ke Yogyakarta di tahun mendatang. (Tim)









