Britainaja – Panjang umur bukanlah keberuntungan bagi masyarakat Jepang, melainkan hasil dari kebiasaan hidup yang seimbang, penuh kesadaran, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Di negeri sakura, makan bukan hanya soal rasa kenyang, tetapi juga tentang menjaga tubuh, pikiran, dan hati tetap selaras.
Ribuan Warga Jepang Hidup di Atas 100 Tahun
Kementerian Kesehatan Jepang pada September 2025 mencatat lebih dari 95 ribu warga berusia 100 tahun ke atas, dengan 90 persen di antaranya perempuan. Fenomena ini menegaskan bahwa pola hidup sehat sudah menjadi bagian dari budaya Jepang sejak lama.
Salah satu contohnya adalah Tomiko Itooka, perempuan kelahiran 23 Mei 1908 yang kini berusia 116 tahun dan tercatat sebagai orang tertua di dunia. Kisahnya menjadi bukti nyata bahwa rahasia umur panjang masyarakat Jepang tidak lepas dari cara mereka menjalani hidup dengan kesederhanaan dan rasa syukur.
Pola Makan Tradisional: “Makanan Adalah Obat”
Ahli gizi asal Tokyo, Asako Miyashita, mengungkapkan bahwa kunci umur panjang terletak pada pola makan tradisional Jepang. Terinspirasi dari sang nenek yang masih sehat di usia 92 tahun, Asako mengatakan bahwa masyarakat Jepang memandang makanan sebagai bentuk perawatan diri.
“Bagi kami, makanan adalah obat. Hidangan sederhana yang disiapkan dengan cinta setiap hari memberi energi untuk tubuh dan ketenangan bagi jiwa,” ujarnya.
Berikut lima jenis makanan tradisional Jepang yang dipercaya membantu menjaga kesehatan dan memperpanjang umur.
1. Lobak Daikon – Si Putih Kaya Vitamin C
Musim dingin di Jepang identik dengan lobak daikon. Sayuran putih ini mengandung hingga 124% kebutuhan harian vitamin C, membantu memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah flu. Jika sulit ditemukan, wortel atau bit bisa menjadi pengganti yang sepadan.
Kesederhanaannya justru menjadi kekuatannya.
2. Ubi Jepang – Sumber Energi dan Anti-Penuaan
Ubi jalar ungu atau imo adalah salah satu rahasia diet panjang umur masyarakat Okinawa. Ubi kaya karbohidrat kompleks dan antosianin, zat yang membantu melawan penuaan dini serta menjaga kesehatan jantung.
Penelitian menunjukkan, konsumsi ubi secara rutin dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, sekaligus menjadi sumber energi alami tanpa menambah berat badan berlebih.
3. Rumput Laut – Harta Karun dari Laut Jepang
Rumput laut menjadi bahan pokok dalam berbagai hidangan Jepang, mulai dari sushi hingga sup miso. Kandungan zat besi, folat, magnesium, dan kalsium di dalamnya sangat tinggi.
Selain kaya mineral, rumput laut juga mengandung antioksidan alami seperti fucoidan dan fucoxanthin yang berfungsi melawan peradangan dan memperlambat penuaan sel. Tak heran, bahan ini selalu hadir di meja makan warga Jepang.
4. Ikan – Sumber Omega-3 untuk Jantung Sehat
Masyarakat Jepang dikenal rutin mengonsumsi ikan seperti salmon, makarel, dan tuna, yang kaya akan asam lemak omega-3. Nutrisi ini bermanfaat menurunkan tekanan darah, menjaga kolesterol tetap stabil, dan melindungi jantung dari risiko penyakit kronis.
Konsumsi ikan juga menjadi bagian dari mindful eating, yaitu kebiasaan makan perlahan sambil menikmati rasa dan menghargai makanan yang tersaji.
5. Sup Miso – Kekuatan Fermentasi untuk Usus Sehat
Sup miso adalah simbol kehangatan rumah tangga di Jepang. Terbuat dari fermentasi kedelai, miso mengandung probiotik alami yang menjaga keseimbangan mikroba di usus dan memperkuat sistem imun tubuh.
Riset menunjukkan, konsumsi rutin makanan fermentasi seperti miso, tahu, atau tempe dapat menurunkan risiko kematian dini hingga 10%. Satu mangkuk kecil setiap hari sudah cukup memberi manfaat besar bagi kesehatan jangka panjang.
Hidup dengan Syukur dan Kesederhanaan
Lebih dari sekadar makanan, masyarakat Jepang juga mempraktikkan filosofi ikigai, hidup dengan tujuan dan rasa syukur setiap hari. Mereka percaya, keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan hati adalah rahasia umur panjang yang sebenarnya. (Tim)









