Britainaja, Jakarta – Ajang Indonesia International Sustainable Forum (IISF) 2025 yang digelar di Jakarta International Convention Center (JICC) menjadi sorotan pekan ini. Forum internasional tersebut menghadirkan puluhan pembicara dari dalam dan luar negeri untuk membahas isu investasi hijau dan pembangunan berkelanjutan.
Selama dua hari penyelenggaraan, 10–11 Oktober 2025, IISF menghadirkan total 65 pembicara—38 di antaranya berasal dari luar negeri, sementara 27 lainnya dari Indonesia. Keberagaman pandangan ini menunjukkan meningkatnya perhatian dunia terhadap isu keberlanjutan, sekaligus menegaskan posisi Indonesia sebagai pemain penting dalam ekonomi hijau global.
Namun di luar pembahasan serius soal kebijakan dan ekonomi, perhatian publik justru tertuju pada salah satu presenter asal Indonesia, Rahma Alia, yang sukses mencuri perhatian audiens internasional. Kefasihan Alia berbahasa Inggris dan pembawaannya yang percaya diri membuat suasana forum terasa lebih hidup.
Pada hari kedua acara, Alia tampil anggun mengenakan kebaya janggan berwarna kuning gading yang di padukan dengan kain batik sarimbit. Penampilannya kian memesona dengan selendang batik senada yang di sampirkan di bahunya, memancarkan kesan elegan khas perempuan Indonesia.
Di kenal sebagai salah satu presenter televisi yang karismatik, Rahma Alia lahir di Jakarta, 17 Maret 1981. Kariernya di dunia penyiaran di mulai tanpa rencana besar. Awalnya, ia hanya menemani temannya mengikuti casting presenter di kampusnya untuk ANTV. Tak di sangka, justru dirinya yang lolos seleksi dan langsung mendapat kesempatan siaran hanya sebulan kemudian.
Meski kala itu masih berstatus mahasiswa di Fakultas Teknik Industri Universitas Trisakti, Alia tetap menjalankan peran barunya sebagai penyiar paruh waktu. Setelah menyelesaikan studinya, ia memutuskan untuk berkarier penuh di dunia televisi dan bergabung dengan ANTV. Dari sana, namanya semakin di kenal luas sebagai presenter yang cerdas dan hangat di layar kaca.
Alia menempuh pendidikan dasar hingga SMA di Jakarta, termasuk di SMAN 8 Jakarta, sebelum melanjutkan sekolah ke Geelong Grammar School di Australia. Setelah kembali ke tanah air, ia meneruskan kuliahnya di Jakarta. Penggemar musik jazz ini di kenal berkepribadian supel dan berwawasan luas, hal yang tampak dari caranya membawakan acara dengan gaya santai namun informatif.
Selain di dunia penyiaran, Alia juga pernah menorehkan prestasi di ajang kecantikan. Ia terpilih sebagai finalis None Jakarta Selatan 2001, kemudian None DKI Jakarta pada tahun yang sama. Empat tahun berselang, ia kembali bersinar di ajang Puteri Indonesia 2005 dengan menembus Top 5 besar dan meraih gelar Puteri Indonesia Pariwisata.
Dengan predikat tersebut, Alia kerap di percaya mewakili Indonesia dalam berbagai kegiatan promosi pariwisata di luar negeri, seperti di Jepang dan Tiongkok. Salah satu momen paling berkesan adalah ketika ia tampil di Jepang membawakan lagu legendaris Bengawan Solo karya Gesang dalam versi jazz, di iringi permainan piano dari musisi ternama Dwiki Dharmawan.
Kehadiran Rahma Alia di IISF 2025 membuktikan bahwa kecantikan dan intelektualitas dapat berjalan beriringan. Gaya berbicaranya yang tenang dan berwawasan luas membuat audiens terpikat, sementara busana tradisional yang ia kenakan menjadi simbol elegansi budaya Indonesia di panggung internasional.
Melalui sosok seperti Rahma Alia, citra perempuan Indonesia tampil sebagai figur modern yang tetap berakar pada nilai-nilai lokal. Tak heran jika penampilannya di IISF 2025 menuai pujian dan menjadi perbincangan hangat di kalangan peserta forum. (Tim)









