Britainaja – Pasar kripto global tengah mengalami reli kuat pada pekan ini. Kenaikan harga Bitcoin, Ethereum, dan sejumlah altcoin terjadi seiring meningkatnya optimisme investor terhadap kemungkinan kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) yang lebih longgar oleh Federal Reserve (The Fed).
Berdasarkan data dari CoinMarketCap, kapitalisasi pasar aset digital dunia tercatat mencapai sekitar US$3,86 triliun, naik 3,6 persen dalam 24 jam terakhir.
Bitcoin diperdagangkan di kisaran US$114.000, tumbuh sekitar 3,5 persen dalam sepekan, sementara Ethereum naik 4,1 persen ke level US$4.100.
Aset kripto lainnya juga menunjukkan penguatan signifikan. Solana (SOL) dan XRP mencatat kenaikan lebih dari 6 persen, sedangkan token berisiko tinggi seperti PUMP, HYPE, dan JUP bahkan melesat hingga 20 persen.
Menurut Fahmi Almuttaqin, analis pasar dari Reku, kenaikan harga aset digital kali ini ditopang oleh kombinasi beberapa faktor.
“Optimisme terhadap kemungkinan penurunan suku bunga The Fed, perbaikan hubungan dagang antara AS dan Tiongkok, serta meningkatnya minat terhadap aset berisiko menjadi pendorong utama penguatan pasar,” ujar Fahmi.
Ia menilai, fokus pelaku pasar kini tertuju pada hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pekan ini. Jika The Fed memberikan sinyal dovish atau cenderung melonggarkan kebijakan suku bunga, pasar kripto berpeluang melanjutkan reli. Sebaliknya, sikap hawkish dapat menekan harga aset digital kembali ke level bawah.
“Apabila The Fed menegaskan rencana penurunan suku bunga pada Desember, kemungkinan terjadinya risk-on rally akan semakin besar. Namun jika mereka menahan diri, volatilitas bisa meningkat signifikan,” tambahnya.
Sebelumnya, pasar kripto sempat tergelincir hingga kapitalisasi totalnya turun ke US$3,53 triliun pada 17 Oktober 2025. Koreksi tersebut justru di manfaatkan investor institusional untuk kembali masuk ke pasar.
Data terbaru menunjukkan, aliran dana ke produk ETF Bitcoin mencapai US$477 juta, sedangkan ETF Ethereum spot mencatat net inflow sekitar US$141 juta per 21 Oktober.
“Arus masuk dana ini menandakan bahwa kepercayaan institusional terhadap aset digital masih sangat kuat,” ujar Fahmi.
Ia menambahkan, jika tren pelonggaran moneter berlanjut, likuiditas pasar akan meningkat dan mendorong adopsi institusional lebih luas di sektor kripto.
Menurut Fahmi, arah harga Bitcoin dalam waktu dekat akan sangat ditentukan oleh hasil keputusan The Fed.
Jika bank sentral melanjutkan kebijakan moneter longgar, harga Bitcoin berpotensi menembus US$120.000-US$125.000.
Namun bila The Fed tetap waspada terhadap inflasi dan menunda pemangkasan suku bunga, risiko koreksi ke area US$108.000 bisa meningkat.
“Pasar saat ini berada di titik krusial. Potensi kenaikan masih terbuka lebar, tapi risiko pembalikan arah juga besar bila sentimen berubah cepat,” ungkapnya.
Untuk investor jangka menengah dan panjang, Fahmi menyarankan agar tetap fokus pada aset utama seperti Bitcoin dan Ethereum, sambil menjaga komposisi portofolio agar tidak terlalu agresif.
Sedangkan bagi trader aktif, strategi yang di sarankan adalah buy the dip, memanfaatkan koreksi harga untuk akumulasi, serta mengambil profit ketika pasar berada di level jenuh beli.
Fahmi menekankan, pasar kripto di tahun 2025 masih akan di penuhi volatilitas tinggi akibat perubahan cepat dalam kebijakan global.
“Disiplin, manajemen risiko, dan pemilihan platform perdagangan yang tepercaya menjadi kunci utama dalam menghadapi dinamika pasar seperti sekarang,” katanya menutup analisis.
Dengan ekspektasi terhadap pelonggaran kebijakan The Fed yang masih kuat, reli pasar kripto berpotensi berlanjut hingga akhir tahun. Namun, ketidakpastian arah suku bunga tetap menjadi faktor utama yang akan menentukan pergerakan harga di bulan-bulan mendatang. (Tim)









