Britainaja, Sidoarjo – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 38 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, masih belum di temukan. Hingga Minggu (5/10/2025) pukul 05.00 WIB, korban meninggal akibat runtuhnya mushala di kompleks ponpes itu mencapai 34 orang.
Tragedi ini terjadi Senin (29/9) sore saat bangunan tiga lantai yang menampung asrama putra dan mushala ambruk. Saat kejadian, ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar berjemaah.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyebut total korban mencapai 138 orang. Sebanyak 104 selamat, sementara 34 lainnya meninggal dunia.
“Dari 104 yang selamat, 95 sudah di perbolehkan pulang. Delapan masih di rawat di rumah sakit rujukan, sedangkan satu korban tidak membutuhkan perawatan,” ujar Abdul Muhari dalam keterangannya, Minggu (5/10).
Delapan korban yang masih di rawat tersebar di RSUD R.T. Notopuro, RS Delta Surya, RS Unair, RSU Dr. Soetomo, dan RS Bhayangkara Surabaya.
Sementara itu, tim gabungan BNPB, BPBD, dan relawan masih mencari 38 orang yang di duga tertimbun reruntuhan. Operasi SAR di fokuskan di sisi utara bangunan, terutama bagian yang terlepas dari struktur utama.
Hingga Minggu dini hari, proses pembersihan puing dan evakuasi terus berlangsung. Petugas mengerahkan alat berat serta menambah titik pencarian agar lebih cepat.
Selain pencarian, BNPB dan BPBD menyiapkan posko darurat untuk keluarga korban. Tenda pengungsian di dirikan di RS Bhayangkara Surabaya guna memudahkan identifikasi jenazah sekaligus memenuhi kebutuhan dasar keluarga yang menunggu.
Menurut BNPB, posko tersebut di siapkan bukan hanya sebagai tempat singgah, tetapi juga untuk menjaga keamanan, kenyamanan, dan mempercepat penanganan korban.
Gedung yang ambruk di ketahui masih dalam tahap pembangunan. Mushala di lantai dasar asrama putra menjadi pusat tragedi, karena saat itu santri tengah beribadah berjemaah.
Insiden ini menambah daftar panjang kasus ambruknya bangunan di lingkungan pesantren, yang sebagian besar masih dalam proses pembangunan namun sudah di gunakan.
Memasuki hari ketujuh pascakejadian, keluarga korban yang belum di temukan masih berharap pada upaya tim SAR. BNPB mengimbau masyarakat memberi dukungan doa sekaligus menjaga keselamatan di sekitar lokasi pencarian. (Tim)