Britainaja – Hari Guru kerap di peringati dengan penuh penghormatan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, perlu di ketahui bahwa terdapat dua momentum berbeda, yakni Hari Guru Sedunia dan Hari Guru Nasional. Meski sama-sama bertujuan untuk menghargai peran pendidik, keduanya memiliki sejarah dan latar belakang yang tidak sama.
Hari Guru Sedunia di peringati setiap 5 Oktober sejak di tetapkan UNESCO pada 1994. Tanggal ini di pilih untuk memperingati 30 tahun konferensi bersama UNESCO dan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) di Paris tahun 1966.
Dalam konferensi tersebut, lahir rekomendasi internasional mengenai status guru yang mencakup hak, kewajiban, serta standar profesional seorang pendidik. Dokumen itu kemudian menjadi acuan global dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas guru.
Seiring waktu, peringatan Hari Guru Sedunia semakin meluas dengan melibatkan organisasi internasional lain seperti UNICEF, ILO, dan Education International. Pada momen ini, penghargaan di berikan kepada guru yang di nilai berkontribusi besar dalam dunia pendidikan.
Berbeda dengan Hari Guru Sedunia, Indonesia memiliki Hari Guru Nasional yang di peringati setiap 25 November. Penetapan tanggal ini bertepatan dengan berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada 1945, hanya beberapa bulan setelah proklamasi kemerdekaan.
Cikal bakal PGRI berawal dari Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) yang berdiri pada 1912. Pada 1932, organisasi ini berganti nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI), meski sempat mendapat tekanan dari pemerintah kolonial dan larangan pada masa pendudukan Jepang.
Setelah kemerdekaan, para guru Indonesia menggelar Kongres Guru Indonesia pertama di Surakarta pada 24–25 November 1945. Dari kongres itu, lahirlah PGRI sebagai wadah perjuangan guru nasional.
Kemudian, melalui Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1994, pemerintah secara resmi menetapkan 25 November sebagai Hari Guru Nasional. Peringatan ini bukan sekadar penghormatan, tetapi juga bentuk pengakuan atas kontribusi guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Meski memiliki sejarah berbeda, baik Hari Guru Sedunia maupun Hari Guru Nasional memiliki benang merah yang sama, yakni menegaskan pentingnya peran guru sebagai fondasi pendidikan.
Hari Guru Sedunia menekankan apresiasi global terhadap profesi guru, sementara Hari Guru Nasional meneguhkan peran pendidik dalam perjalanan bangsa Indonesia. Keduanya menjadi pengingat bahwa guru adalah pilar utama dalam membangun peradaban.
Dengan memahami perbedaan makna dan sejarah keduanya, masyarakat dapat lebih menghargai dedikasi guru. Apresiasi nyata, baik dalam bentuk kebijakan, penghormatan, maupun dukungan sosial, menjadi langkah penting untuk memperkuat semangat para pendidik dalam mencetak generasi penerus bangsa. (Tim)