Britainaja – Pemerintah Australia akhirnya menanggapi kabar mengenai rencana Indonesia membeli jet tempur canggih asal China, Chengdu J-10. Pihak Negeri Kanguru menegaskan bahwa mereka menghormati setiap keputusan Indonesia dalam memperkuat pertahanannya.
Isu rencana pembelian pesawat tempur Chengdu J-10 oleh Indonesia menjadi perhatian publik dalam beberapa pekan terakhir. Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, belum memberikan konfirmasi resmi terkait kabar tersebut, baik membenarkan maupun membantah.
Menanggapi hal itu, Panglima Angkatan Bersenjata Australia, Laksamana David Johnston, turut memberikan pernyataan saat menghadiri konferensi pers di Jakarta, Jumat (17/10). Ia menegaskan bahwa Australia tidak akan mencampuri keputusan Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan nasionalnya.
“Kami menghormati setiap keputusan yang diambil Indonesia, termasuk dalam hal pengadaan alutsista. Banyak negara yang bekerja sama dengan kami menggunakan berbagai peralatan militer dari seluruh dunia,” ujar Johnston di Jakarta Selatan.
Menurutnya, hubungan antara Australia dan Indonesia selama ini sudah terjalin sangat erat. Ia meyakini bahwa rencana pembelian jet tempur dari China tidak akan berpengaruh terhadap kemitraan strategis kedua negara.
“Kerja sama kami dengan Indonesia didasari keterbukaan dan kepercayaan. Karena itu, kami yakin keputusan Indonesia terkait pertahanan tidak akan mengubah arah hubungan bilateral yang selama ini berjalan baik,” lanjutnya.
Johnston menegaskan bahwa Australia tetap berkomitmen memperkuat hubungan dengan Indonesia, apa pun keputusan yang di ambil terkait pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista).
“Kami akan terus memperdalam kerja sama pertahanan dengan Indonesia tanpa terpengaruh oleh keputusan pengadaan alutsista dari negara mana pun,” tegasnya.
Sebelumnya, pada September lalu, Kepala Biro Humas Setjen Kementerian Pertahanan RI, Brigjen Frega Wenas Inkiriwang, mengungkapkan bahwa rencana pembelian jet tempur Chengdu J-10 masih dalam tahap kajian oleh TNI Angkatan Udara. Kajian tersebut bertujuan memastikan kesesuaian teknologi pesawat dengan kebutuhan pertahanan udara Indonesia.
“Proses kajian ini penting agar keputusan pembelian tepat sasaran dan memberikan manfaat maksimal bagi kekuatan udara nasional,” kata Frega kala itu.
Meski demikian, hingga kini Kementerian Pertahanan belum menetapkan besaran anggaran yang akan di gunakan untuk pengadaan pesawat tersebut.
Di sisi lain, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menyetujui pengajuan anggaran sebesar 9 miliar dolar Amerika Serikat untuk tahun 2026. Namun, ia menegaskan belum dapat memastikan apakah dana itu akan di alokasikan khusus untuk pembelian jet tempur asal China tersebut.
Jika rencana ini terealisasi, Chengdu J-10 akan menambah kekuatan udara Indonesia di samping pesawat tempur yang sudah di miliki sebelumnya, seperti F-16 Fighting Falcon dan Sukhoi Su-30.
Meski masih sebatas wacana, pembelian Chengdu J-10 menandai langkah serius Indonesia dalam memperkuat armada udaranya. Sementara itu, Australia memastikan hubungan bilateral tetap solid tanpa terpengaruh oleh arah kebijakan pertahanan RI. (Tim)









