Sudah 10 Tahun Menunggu, Warga Koto Baru Terancam Longsor Akibat Tanggul Tak Kunjung Dibangun

Avatar photo

- Jurnalis

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 12:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sudah 10 Tahun Menunggu, Warga Koto Baru Terancam Longsor Akibat Tanggul Tak Kunjung Dibangun

Sudah 10 Tahun Menunggu, Warga Koto Baru Terancam Longsor Akibat Tanggul Tak Kunjung Dibangun

Britainaja, Sungai Penuh – Selama satu dekade terakhir, warga Desa Koto Baru, Kecamatan Tanah Kampung, Kota Sungai Penuh, terus hidup dalam kecemasan. Harapan mereka memiliki tembok penahan tebing di bantaran Sungai Batang Sangkir belum juga terwujud, sementara ancaman longsor semakin mengintai rumah dan fasilitas umum di sekitar lokasi.

Ancaman bencana di kawasan tersebut bukan isapan jempol. Erosi yang terjadi setiap musim hujan membuat tebing sungai kian tergerus, bahkan jaraknya kini hanya beberapa meter dari permukiman warga dan kantor desa. Kondisi ini membuat masyarakat merasa tidak tenang setiap kali hujan deras mengguyur wilayah mereka.

Kepala Desa Koto Baru, Jon Afrizal, mengungkapkan bahwa upaya untuk membangun tembok penahan tebing sudah dilakukan sejak lama. Berbagai proposal telah diajukan melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat desa hingga kecamatan, namun hasilnya belum membuahkan keputusan nyata.

“Sudah sepuluh tahun kami memperjuangkan pembangunan tembok penahan. Semua dokumen lengkap, semua tahapan sudah kami lalui, tapi sampai sekarang belum juga terealisasi,” ujar Jon kepada britainaja.com, Jumat (17/10/2025).

Baca Juga :  Puting Beliung Terjang Malang, Ratusan Rumah di Sumbersekar Rusak

Menurut Jon, beberapa kali pembahasan juga telah melibatkan dinas teknis dan anggota DPRD Dapil 3, namun belum ada tindak lanjut konkret. Padahal, ia menilai kebutuhan pembangunan tersebut sudah masuk kategori darurat karena menyangkut keselamatan warga.

“Kalau dibiarkan terus seperti ini, bukan hanya rumah warga yang berisiko amblas, tapi juga kantor desa bisa ikut terdampak,” tambahnya.

Pemerintah desa sempat mengambil langkah darurat dengan menggunakan dana desa untuk menimbun bagian tebing yang rawan longsor. Selain itu, warga juga bergotong royong memasang bronjong sederhana sebagai penahan sementara. Namun, langkah tersebut tidak cukup kuat menahan derasnya arus Sungai Batang Sangkir saat musim hujan tiba.

“Kami sudah berupaya dengan sumber daya terbatas. Tapi kerusakan ini terlalu besar untuk ditangani sendiri. Kami benar-benar berharap ada bantuan dari pemerintah kota atau provinsi,” tegas Jon.

Selain kerugian fisik, ancaman longsor juga berdampak pada psikologis warga. Setiap kali hujan deras turun di malam hari, sebagian besar warga mengaku sulit tidur karena takut tebing di belakang rumah mereka longsor.

Baca Juga :  5 HP Xiaomi dengan Kamera Paling Unggul 2025: Dari Redmi Hingga Flagship Leica

“Kalau hujan lebat, kami tidak bisa tenang. Suara air sungai deras sekali dan tanah di belakang rumah mulai retak-retak,” tutur Siti Aisyah (48), salah seorang warga Koto Baru.

Ia menambahkan, banyak warga yang kini mulai menyiapkan langkah antisipasi dengan memindahkan barang-barang penting ke tempat aman setiap kali cuaca ekstrem datang.

Warga berharap pemerintah tidak lagi menunda pembangunan infrastruktur vital ini. Menurut mereka, proyek tembok penahan tebing di Sungai Batang Sangkir harus menjadi prioritas pembangunan tahun 2026 agar bencana bisa di hindari sejak dini.

“Kami sudah menunggu terlalu lama. Jangan sampai baru bertindak setelah terjadi bencana,” ujar Siti dengan nada harap.

Harapan besar masyarakat Desa Koto Baru kini tertuju pada Pemerintah Kota Sungai Penuh dan Pemerintah Provinsi Jambi agar segera merealisasikan pembangunan tembok penahan tebing Sungai Batang Sangkir. Bagi warga, proyek ini bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan bentuk nyata dari perlindungan terhadap keselamatan jiwa dan tempat tinggal mereka. (Wd)

Berita Terkait

Kinerja Terbaik, Kemendikdasmen Apresiasi Progres Revitalisasi 8 SD di Sungai Penuh
Andalas Award 2025: Ajang Prestisius Media Andalas Group Kembali Digelar di Kerinci
Kebakaran Hebat Melanda SMKN 5 Kerinci, Sejumlah Ruang Belajar Hangus Terbakar
Warga Simpang Tiga Rawang Ditemukan Meninggal Dunia di Tepi Sawah
Bupati Merangin Syukur Rangkul Tokoh SAD: Komitmen Lindungi Hak Masyarakat Adat Jambi
Apotek Semurup Resmi Dibuka, Tingkatkan Akses Layanan Kesehatan di Kerinci
Polda Jambi Imbau Warga Tingkatkan Waspada Terhadap Penculikan Anak
Pemilik Rumah Lokasi Penangkapan Pelaku Penculikan Bilqis Tegaskan Tidak Terlibat

Berita Terkait

Minggu, 16 November 2025 - 11:30 WIB

Kinerja Terbaik, Kemendikdasmen Apresiasi Progres Revitalisasi 8 SD di Sungai Penuh

Jumat, 14 November 2025 - 16:30 WIB

Andalas Award 2025: Ajang Prestisius Media Andalas Group Kembali Digelar di Kerinci

Jumat, 14 November 2025 - 10:30 WIB

Kebakaran Hebat Melanda SMKN 5 Kerinci, Sejumlah Ruang Belajar Hangus Terbakar

Rabu, 12 November 2025 - 21:31 WIB

Warga Simpang Tiga Rawang Ditemukan Meninggal Dunia di Tepi Sawah

Rabu, 12 November 2025 - 11:00 WIB

Bupati Merangin Syukur Rangkul Tokoh SAD: Komitmen Lindungi Hak Masyarakat Adat Jambi

Berita Terbaru