Britainaja – Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat melalui perluasan cakupan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sebelumnya menyasar pelajar, program ini kini secara khusus memprioritaskan Kelompok B3, yaitu ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, mengingat pentingnya asupan nutrisi pada periode emas pertumbuhan.
Perluasan sasaran ini menjadi langkah strategis untuk menekan masalah kekurangan gizi di Indonesia dan memastikan generasi mendatang tumbuh lebih sehat. Implementasi program MBG ini sudah berjalan rutin di berbagai wilayah, termasuk Kota Bogor.
Dapur Layanan SPPG Bogor Distribusikan Ribuan Porsi
Di Kota Bogor, program MBG dijalankan setiap hari secara terstruktur melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tanah Sereal. Dari dapur layanan ini, setiap hari setidaknya 3.728 porsi makanan bergizi diolah dan di distribusikan ke 12 sekolah serta 16 Posyandu yang tersebar di wilayah tersebut.
Ajeng Noorseta, Kepala SPPG Tanah Sereal Bogor, menjelaskan bahwa fokus distribusi makanan bergizi untuk kelompok B3 adalah prioritas utama. Menurutnya, kebutuhan nutrisi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita sangat krusial bagi kesehatan ibu dan mendukung tumbuh kembang optimal anak.
Untuk kelompok B3, pengiriman makanan bergizi di lakukan dua kali dalam seminggu, yaitu setiap hari Senin dan Kamis. Proses distribusi ini melibatkan kader Posyandu di berbagai wilayah, memastikan makanan sampai tepat sasaran.
Manfaat Nyata di Tingkat Posyandu
Salah satu lokasi penerima manfaat program ini adalah Posyandu Kenari di Kelurahan Kedung Badak. Para ibu yang hadir dalam program tersebut memberikan testimoni positif dan mengaku sangat terbantu dengan adanya makanan bergizi gratis ini.
Kikit, salah seorang ibu menyusui yang menjadi penerima manfaat, mengungkapkan bahwa program MBG sangat meringankan beban keluarganya. Program ini membantu memastikan asupan gizi sang anak terpenuhi setiap hari tanpa membebani anggaran rumah tangga.
Ketua Posyandu Kenari, Amsyah, turut menegaskan dampak positif dari Program Makan Bergizi Gratis. Ia menyampaikan bahwa makanan yang didistribusikan selalu habis di manfaatkan dan tidak ada yang terbuang, mengindikasikan bahwa program ini benar-benar menjawab kebutuhan gizi mendesak bagi ibu dan balita di sana.
Secara keseluruhan, program MBG yang kini menyasar kelompok B3 di harapkan dapat menjadi penguat upaya pemerintah dalam menekan angka stunting dan masalah kekurangan gizi lain. Dengan dukungan nutrisi yang memadai sejak dini, Indonesia berharap dapat mencetak generasi penerus yang lebih kuat dan berkualitas. (Tim)









