Persoalan Matematika Abad ke-20 Akhirnya Terjawab, Tiga Ilmuwan Asia Berperan Besar

Avatar photo

- Jurnalis

Minggu, 18 Mei 2025 - 11:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Britainaja, Jakarta – Pada transisi abad ke-20, tepatnya di tahun 1900, aula Universitas Sorbonne, Paris, menjadi saksi momen penting dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan. Di hadapan para ilmuwan kelas dunia, matematikawan terkemuka David Hilbert mempresentasikan sejumlah persoalan besar yang belum terpecahkan. Awalnya ada 10 persoalan, namun kemudian berkembang menjadi 23 masalah yang diyakini akan membentuk masa depan ilmu sains.

Salah satu yang paling menantang adalah permintaan Hilbert agar teori-teori fisika disusun dengan fondasi matematis melalui pendekatan aksiomatik. Tantangan tersebut lebih dikenal sebagai Masalah Keenam Hilbert, sebuah persoalan yang selama lebih dari satu abad tak kunjung tuntas.

Setelah 125 tahun berlalu, secercah harapan mulai muncul dari kerja keras tiga orang ilmuwan asal Asia: Yu Deng dari University of Chicago, serta Zaher Hani dan Xiao Ma dari University of Michigan. Melalui makalah yang mereka publikasikan di platform ilmiah arXiv, ketiganya mengklaim telah berhasil menyelesaikan tantangan Hilbert tersebut.

Dalam penelitiannya, tiga orang ilmuan ini menggabungkan tiga teori fisika penting yang selama ini menjadi dasar dalam memahami gerak fluida, sebuah komponen penting dalam berbagai bidang, mulai dari teknik penerbangan hingga peramalan cuaca. Meski teori-teori ini sudah lama digunakan, banyak di antaranya masih bergantung pada asumsi yang belum terverifikasi secara matematis.

Baca Juga :  Berikut Kode Redeem Free Fire (FF) Terbaru April 2025, Dapatkan Skin SG2 Gurun Pasir!

Jika klaim mereka terbukti valid setelah melewati tahap pengujian ilmiah, maka ini bisa menjadi sebuah tonggak sejarah baru dalam perjalanan formulasi matematika untuk ilmu fisika.

Membangun Jembatan Antar Lapisan Teori Fisika

Selama ini, para ilmuwan memahami gerak fluida dalam tiga tingkatan yang berbeda. Di tingkat mikroskopik, fluida dilihat sebagai sekumpulan partikel kecil yang bergerak dan bertumbukan, sesuai dengan hukum gerak Newton. Sementara itu, di tingkat mesoskopik, pendekatan statistik digunakan untuk menghitung rata-rata perilaku partikel melalui Persamaan Boltzmann.

Terakhir, pada level makroskopik, fluida diperlakukan sebagai suatu kesatuan, dan digunakan Persamaan Euler serta Navier-Stokes untuk menggambarkan pergerakannya. Ketiga pendekatan ini menggambarkan fenomena yang sama, namun dari sudut pandang yang berbeda.

David Hilbert menekankan pada pentingnya keterhubungan antar level tersebut. Idealnya adalah, teori makroskopik harus bisa dijelaskan dari teori mesoskopik, dan teori mesoskopik yang berasal dari teori mikroskopik. Bila tidak bisa diturunkan secara logis, maka validitas seluruh sistem teori patut dipertanyakan.

Dalam penelitian terbarunya, tiga orang ilmuan ini, Deng, Hani, dan Ma sukses menciptakan “jembatan matematis” yang menghubungkan ketiga level tersebut. Mereka menyusun rantai deduksi logis dari hukum Newton hingga ke Persamaan Navier-Stokes, melewati tahap-tahap menengah yang sebelumnya belum pernah berhasil dijembatani secara penuh.

Baca Juga :  SK CPNS Kota Sungai Penuh Siap Diserahkan 2 Juni 2025, Ini Jadwal Lengkapnya

Salah satu bagian paling kompleks adalah menurunkan Persamaan Boltzmann dari hukum Newton, langkah yang sangat tertantang secara matematis. Dengan memperhitungkan interaksi jutaan partikel dalam kurun waktu yang panjang, tiga orang ilmuan ini mampu menunjukkan bahwa hasilnya mendekati Persamaan Boltzmann. Dari sana, persamaan makroskopik seperti Navier-Stokes pun bisa diturunkan.

Kelebihan dari penelitian ini adalah keberhasilannya memperluas cakupan waktu simulasi, dari yang sebelumnya hanya berlaku dalam jangka pendek menjadi berlaku dalam rentang waktu yang panjang, sehingga lebih relevan dengan kondisi nyata dalam fisika.

Seperti dilansir dari Live Science, “Jika terbukti akurat, penemuan ini bukan sekadar menjawab sebagian dari tantangan Hilbert, tapi juga membuka potensi baru dalam pengembangan teori fisika.”

Penemuan monumental yang dilakukan oleh tiga orang ilmuan ini menunjukkan bahwa ketekunan dan kolaborasi para  ilmuwan lintas negara dapat mengungkap sebuah misteri yang bertahan selama lebih dari satu abad.

Untuk informasi inspiratif lainnya seputar sains dan teknologi, kunjungi klikinaja.com. (Wd)

Follow WhatsApp Channel britainaja.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Banjir Hadiah! Inilah 12 Kode Redeem FF Hari Ini, Rabu 11 Juni 2025
Kode Redeem FC Mobile 11 Juni 2025: Klaim Hadiah Sebelum Kedaluwarsa
Cara Mendapatkan Saldo DANA Gratis hingga Rp198.000 Hari Ini, Simak Panduannya!
Dapatkan Saldo DANA Gratis dari Program Dana Kaget Terbaru Hari Ini, Klaim Sekarang!
Suzuki Fronx Resmi Meluncur di Indonesia, Usung 12 Fitur ADAS dan Mesin Tangguh
WHO Ingatkan Dunia Soal Disease X, Ancaman Pandemi Baru Setelah COVID-19
Panduan Menggunakan Asisten AI untuk Produktivitas Sehari-hari
Bagaimana Teknologi Mengubah Strategi Bisnis Online di Indonesia

Berita Terkait

Rabu, 11 Juni 2025 - 09:00 WIB

Banjir Hadiah! Inilah 12 Kode Redeem FF Hari Ini, Rabu 11 Juni 2025

Rabu, 11 Juni 2025 - 08:00 WIB

Kode Redeem FC Mobile 11 Juni 2025: Klaim Hadiah Sebelum Kedaluwarsa

Rabu, 11 Juni 2025 - 07:25 WIB

Cara Mendapatkan Saldo DANA Gratis hingga Rp198.000 Hari Ini, Simak Panduannya!

Rabu, 11 Juni 2025 - 05:24 WIB

Dapatkan Saldo DANA Gratis dari Program Dana Kaget Terbaru Hari Ini, Klaim Sekarang!

Minggu, 8 Juni 2025 - 08:25 WIB

Suzuki Fronx Resmi Meluncur di Indonesia, Usung 12 Fitur ADAS dan Mesin Tangguh

Berita Terbaru

8 Surga Tersembunyi di Indonesia yang Jarang Diketahui (Kolase: Britainaja.com)

Wisata

8 Surga Tersembunyi di Indonesia yang Jarang Diketahui

Selasa, 24 Jun 2025 - 08:53 WIB