Harga Beras Dunia Turun, Petani Indonesia Dinilai Tetap Aman

Avatar photo

- Jurnalis

Senin, 12 Mei 2025 - 06:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga Beras Dunia Turun, Petani Indonesia Dinilai Tetap Aman (Foto: PTI)

Harga Beras Dunia Turun, Petani Indonesia Dinilai Tetap Aman (Foto: PTI)

Britainaja, Jakarta – Turunnya harga beras di pasar global disinyalir sebagai dampak dari membaiknya kondisi cuaca di India yang mendorong peningkatan produksi beras di negara tersebut. Hal ini menyebabkan pemerintah India membuka kembali keran ekspor, sehingga suplai beras dunia kembali melimpah.

Menurut analis pertanian Dwi Andreas, kondisi tersebut tak perlu dikhawatirkan oleh Indonesia. Ia menyebut bahwa cadangan beras nasional masih dalam kondisi aman dan bahkan diprediksi mengalami surplus seiring meningkatnya hasil panen tahun ini.

“Produksi domestik kita meningkat, ditambah dengan stok impor tahun lalu yang masih tersedia. Maka, tidak ada kebutuhan mendesak untuk melakukan impor tambahan,” ujar Dwi saat diwawancarai oleh Pro 3 RRI pada Minggu (11/5/2024).

Baca Juga :  Dua Kurir Sabu Ditangkap Satresnarkoba Polres Kerinci

Dari sisi petani, penurunan harga di tingkat global disebut tidak akan memberikan dampak langsung yang merugikan. Dwi menyampaikan bahwa kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga pokok penjualan (HPP) menjadi salah satu upaya menjaga stabilitas pendapatan petani.

“Dengan penyesuaian HPP, daya beli petani tetap terjaga. Ini adalah langkah strategis pemerintah untuk melindungi kesejahteraan pelaku sektor pertanian,” jelasnya.

Baca Juga :  Kasus Covid-19 Global Naik, Kemenkes: Kondisi Indonesia Terkendali & Aman

Ia juga memaparkan bahwa kemampuan Perum Bulog dalam menyerap hasil panen hanya mencakup sekitar 10 persen dari total produksi nasional. Sisanya, sekitar 90 persen beras beredar di tangan petani, pedagang, dan konsumen secara langsung di pasar bebas.

Di sisi lain, Dwi Andreas menekankan pentingnya fokus pada ketahanan produksi komoditas utama seperti beras, daripada mengejar swasembada pangan secara menyeluruh. Menurutnya, pendekatan berbasis komoditas akan lebih realistis dan berdampak langsung terhadap ketahanan pangan nasional. (Wd)

Berita Terkait

Evakuasi Ponpes Al-Khoziny Ditarget Rampung, 52 Korban Tewas
Fenomena Meteor Jatuh di Laut Jawa, Warga Cirebon Panik
Jumlah Korban Tewas Reruntuhan Ponpes Al-Khoziny Tembus 52 Orang
Fermin Aldeguer Tampil Perkasa, Menangi MotoGP Mandalika 2025
Tiga Pembalap Dievakuasi Udara Usai Insiden MotoGP Mandalika
Perbedaan Hari Guru Sedunia dan Nasional, Sejarah dan Maknanya
Cara Meriahkan Hari Guru Sedunia 2025 dengan Twibbon
Sejarah Hari Guru Sedunia dan Makna Peringatan 5 Oktober

Berita Terkait

Senin, 6 Oktober 2025 - 15:15 WIB

Evakuasi Ponpes Al-Khoziny Ditarget Rampung, 52 Korban Tewas

Senin, 6 Oktober 2025 - 14:43 WIB

Fenomena Meteor Jatuh di Laut Jawa, Warga Cirebon Panik

Senin, 6 Oktober 2025 - 07:14 WIB

Jumlah Korban Tewas Reruntuhan Ponpes Al-Khoziny Tembus 52 Orang

Minggu, 5 Oktober 2025 - 22:34 WIB

Fermin Aldeguer Tampil Perkasa, Menangi MotoGP Mandalika 2025

Minggu, 5 Oktober 2025 - 22:00 WIB

Tiga Pembalap Dievakuasi Udara Usai Insiden MotoGP Mandalika

Berita Terbaru

Tim SAR gabungan saat melakukan proses evakuasi korban dan pemindahan material runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (6/10/2025) (Foto: RRI/Januar)

Nasional

Evakuasi Ponpes Al-Khoziny Ditarget Rampung, 52 Korban Tewas

Senin, 6 Okt 2025 - 15:15 WIB

Bupati Cup 2025 Kerinci Resmi Dibuka, 40 Tim Berlaga

Daerah

Bupati Cup 2025 Kerinci Resmi Dibuka, 40 Tim Berlaga

Senin, 6 Okt 2025 - 15:01 WIB

Warga menunjukkan cuplikan video viral terkait fenomena suara dentuman keras disertai kemunculan bola api di langit Cirebon, Jawa Barat, Minggu (5/10/2025). ANTARA/Fathnur Rohman/am

Nasional

Fenomena Meteor Jatuh di Laut Jawa, Warga Cirebon Panik

Senin, 6 Okt 2025 - 14:43 WIB