Britainaja – YouTube secara resmi memperkenalkan dua inisiatif penting: fitur Mental Health Shelf dan pembatasan durasi tontonan Shorts. Langkah ini di ambil sebagai upaya nyata platform dalam mendukung serta melindungi kesejahteraan mental dan fisik para pengguna remaja.
Dr. Garth Graham, Global Head of Healthcare untuk YouTube & Google Health, menjelaskan bahwa fitur Mental Health Shelf di rancang sebagai sebuah ‘rak’ atau ruang khusus. Fitur ini akan muncul dengan label “From health sources” ketika pengguna mengetikkan topik terkait kesehatan mental.
Ruang khusus tersebut di klaim hanya berisi konten-konten yang bersumber dari pakar kesehatan mental terpercaya. YouTube bekerja sama dengan organisasi kesehatan profesional global dan lokal, termasuk Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI).
“Area ini hadir agar mereka (pengguna) mendapatkan informasi kredibel, tidak hanya mendapatkan cerita emosional dari para penyintas saja,” jelas Dr. Garth Graham dalam acara ‘Beranda Jiwa’ di Jakarta, Kamis, 20 November 2025. Tujuannya adalah memastikan pengguna remaja memperoleh panduan yang akurat.
Inisiatif kedua adalah pembatasan durasi tontonan Shorts. Fitur ini di rancang sebagai mekanisme pengingat, bukan larangan mutlak, yang bertujuan untuk membantu pengguna remaja dalam mengatur waktu mereka saat berselancar di media sosial.
“Saat batas waktu tercapai, feed Shorts akan berhenti sementara, memberikan penguatan bahwa waktu mereka berharga dan perlu di kelola dengan baik,” terang Dr. Graham. Fitur ini memberikan kendali kepada pengguna untuk memahami dan menyesuaikan kebiasaan scrolling harian.
Pengguna dapat mengatur batas waktu harian ini melalui menu Settings > Time Management > Shorts Feed Limit. Setelah batasan tercapai, pengguna akan menerima notifikasi bahwa feed Shorts di hentikan sementara untuk hari itu.
Pada akhir tahun ini, YouTube juga berencana memperluas fitur kontrol orang tua. Pada akun yang di awasi (supervised accounts), orang tua akan dapat menetapkan batas waktu tontonan Shorts yang tidak bisa di abaikan oleh anak.
“Ini memberikan orang tua kendali lebih besar, namun tetap mendukung perkembangan anak agar mereka belajar mengatur waktu secara sehat,” tambah Dr. Graham.
Selain itu, YouTube memperkuat perlindungan bagi remaja dan praremaja melalui sistem rekomendasi. Sistem ini tidak hanya membantu pengguna menemukan video sesuai minat, tetapi juga membatasi rekomendasi konten yang di anggap bermasalah jika ditonton berulang kali, meskipun aman ditonton sekali.
Awalnya, perlindungan ini hanya mencakup tiga kategori konten. Kini, YouTube telah memperluasnya menjadi enam kategori, termasuk konten tentang perbandingan fisik, agresi sosial, serta saran keuangan yang tidak realistis dan berisiko buruk.
Dengan serangkaian fitur baru ini, YouTube menunjukkan komitmennya sebagai platform yang tidak hanya menghibur, tetapi juga merawat kebutuhan masyarakat. Komitmen ini di perkuat melalui kolaborasi strategis dengan pemerintah.
“Kami berbagi komitmen yang sama dengan pemerintah Indonesia dalam melindungi komunitas dan memastikan pengalaman digital yang aman,” tutup Dr. Graham, sembari menekankan peran penting kreator, mitra pemerintah, dan otoritas kesehatan dalam membentuk ekosistem digital yang positif bagi remaja. (Tim)









