Britainaja, Kerinci – Setelah tiga hari mengalami pemadaman listrik total akibat robohnya tower SUTT, aliran listrik di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh akhirnya kembali stabil. Pemulihan ini berkat bantuan suplai energi sementara dari PLTA Kerinci, yang dikelola oleh PT Kerinci Merangin Hidro (KMH).
Pemkab Kerinci menyampaikan apresiasi atas respons cepat tersebut. Suplai dari PLTA mulai mengalir sejak Selasa dini hari, dan berhasil menormalkan jaringan distribusi PLN di dua wilayah yang terdampak pemadaman.
GM PLN Rayon Kerinci Sungai Penuh, Eko, mengatakan bahwa distribusi listrik telah kembali berjalan normal. “Alhamdulillah saat ini listrik sudah menyala seperti biasa. Kami harap suplai dari PLTA bisa tetap berjalan sampai perbaikan tower rampung,” jelasnya saat diwawancarai.
Warga pun mengungkapkan rasa leganya setelah aktivitas kembali bisa berjalan kemvali. “Yang penting sekarang listrik menyala. Usaha kami bisa lanjut dan anak-anak bisa belajar dengan nyaman lagi,” ujar salah seorang warga di Sungai Penuh.
Diberitakan sebelumnya, blackout terjadi akibat robohnya salah satu menara transmisi utama pada Sabtu lalu. Dalam kondisi darurat, PLN hanya mampu menyuplai listrik secara terbatas dan bergilir. Namun, kerja sama antara PLN Unit Induk Distribusi S2JB, Unit Transmisi, dan PT KMH berhasil menghasilkan solusi sementara yang efektif.
Menanggapi perkembangan ini, Bupati Kerinci Monadi menyampaikan rasa terima kasih secara resmi. “Kami sangat mengapresiasi kerja cepat PLN dan pihak PLTA Kerinci. Ini bentuk nyata dari kolaborasi dan semangat gotong royong dalam menghadapi krisis,” ungkapnya.
Sementara itu, saat ini PLN juga tengah membangun Emergency Restoration System (ERS), yaitu menara darurat yang akan menggantikan tower yang roboh agar jaringan utama bisa segera dipulihkan sepenuhnya.
Aliran listrik dari PLTA KMH mulai mengalir sejak pukul 02.30 WIB dan diharapkan akan terus stabil hingga perbaikan pembangunan menara pengganti selesai. Kondisi ini memberikan angin segar bagi masyarakat dan pelaku usaha di wilayah barat Provinsi Jambi tersebut. (*/Wd)