Britainaja – Persaingan antara Apple dan Google dalam menghadirkan sistem operasi terbaik sudah berlangsung lebih dari satu dekade. Namun, ketika berbicara soal keamanan data pribadi, banyak pengguna menilai iPhone menawarkan perlindungan yang lebih kuat dibandingkan perangkat Android.
Selama bertahun-tahun, Apple dan Google terus berinovasi dalam pengembangan sistem operasi mobile, iOS untuk iPhone dan Android untuk berbagai merek smartphone lainnya. Meski keduanya memiliki keunggulan masing-masing, isu keamanan selalu menjadi bahan perdebatan yang tak pernah usai.
Banyak pakar keamanan siber menilai, pendekatan Apple terhadap sistem tertutup dan integrasi penuh antara perangkat keras serta perangkat lunaknya menjadikan iPhone lebih sulit ditembus ancaman digital. Berikut enam alasan utama mengapa iPhone dianggap lebih aman daripada Android.
1. Ekosistem Tertutup dan Terintegrasi
Apple mengendalikan seluruh rantai produksi dan distribusi perangkatnya, mulai dari hardware, sistem operasi iOS, hingga App Store. Model ekosistem tertutup (closed system) ini memungkinkan Apple menjaga kontrol penuh atas keamanan dari setiap aspek.
Tidak seperti Android yang memungkinkan pengguna memasang aplikasi dari berbagai sumber, iPhone hanya mengizinkan instalasi dari App Store resmi. Pembatasan ini membuat peluang masuknya malware atau aplikasi berbahaya menjadi sangat kecil. Selain itu, iPhone juga bebas dari bloatware aplikasi tambahan dari vendor atau operator yang kerap menimbulkan risiko keamanan di ponsel Android.
2. Pembaruan Keamanan Cepat dan Seragam
Salah satu keunggulan terbesar iPhone adalah sistem pembaruan (update) yang cepat dan merata. Setiap kali Apple merilis versi iOS baru, seluruh perangkat yang masih didukung bisa langsung mengunduhnya pada hari yang sama.
Hal ini berbeda dengan Android yang proses pembaruannya lebih rumit karena melibatkan produsen dan operator. Akibatnya, banyak pengguna Android terutama di segmen menengah ke bawah tidak mendapatkan patch keamanan secara tepat waktu, meningkatkan risiko terhadap ancaman baru.
3. Seleksi Ketat Aplikasi di App Store
Apple dikenal memiliki standar ketat sebelum mengizinkan aplikasi masuk ke App Store. Setiap aplikasi diperiksa secara menyeluruh dari aspek keamanan, privasi, hingga kestabilan sistem.
Kebijakan App Tracking Transparency (ATT) yang diperkenalkan sejak iOS 14.5 bahkan mewajibkan pengembang meminta izin eksplisit sebelum melacak aktivitas pengguna. Sementara itu, meski Google Play Store juga memiliki sistem keamanan, tidak jarang aplikasi berbahaya lolos dan baru ditindak setelah menimbulkan kerugian bagi pengguna.
Dengan kata lain, Apple lebih proaktif dalam mencegah ancaman, sedangkan Android sering kali bertindak setelah masalah muncul.
4. Sistem Sandbox yang Melindungi Data
Setiap aplikasi di iOS berjalan di dalam lingkungan tertutup (sandbox), sehingga tidak dapat mengakses data aplikasi lain tanpa izin. Sistem ini memastikan, jika ada aplikasi berbahaya, dampaknya hanya terbatas pada aplikasi tersebut tanpa memengaruhi sistem utama.
Sebaliknya, Android memberikan izin akses yang lebih longgar. Banyak pengguna memberikan izin aplikasi secara sembarangan tanpa menyadari potensi risikonya. Pada perangkat Android lama, sistem sandboxing bahkan tidak seketat iOS, membuatnya lebih rentan terhadap pencurian data.
5. Pangsa Pasar Lebih Kecil, Target Serangan Lebih Sedikit
Secara global, Android masih menguasai lebih dari 75% pasar smartphone, sementara iOS berada di kisaran 20%. Bagi peretas, Android menjadi target yang lebih menarik karena basis penggunanya jauh lebih besar.
Sebagian besar malware dan spyware di dunia maya memang dirancang untuk menyerang sistem Android. Sementara itu, jumlah pengguna iPhone yang lebih sedikit dan sistemnya yang eksklusif membuat perangkat Apple relatif jarang menjadi sasaran serangan massal.
6. Teknologi Face ID dan Keamanan Biometrik Canggih
Apple mengandalkan teknologi Face ID yang jauh lebih aman dibanding sistem face unlock pada kebanyakan ponsel Android. Sistem ini menggunakan sensor inframerah dan kamera TrueDepth untuk memindai wajah dalam tiga dimensi, sehingga tidak dapat ditipu oleh foto atau video.
Selain itu, data biometrik disimpan di dalam chip khusus bernama Secure Enclave, yang terpisah dari sistem utama dan tidak pernah dikirim ke server Apple. Mekanisme ini menjadikan sistem pengenalan wajah iPhone lebih akurat dan sulit diretas.
Meski tidak sepenuhnya kebal dari ancaman digital, iPhone dikenal lebih tangguh dalam melindungi data pengguna. Kombinasi antara sistem tertutup, pembaruan cepat, seleksi aplikasi ketat, serta teknologi keamanan biometrik canggih menjadikan iPhone unggul dalam hal perlindungan privasi.
Dengan pendekatan keamanan yang menyeluruh, Apple menegaskan bahwa iPhone bukan sekadar perangkat premium, tetapi juga benteng digital bagi penggunanya. (Tim)









