Britainaja – Dalam forum ASEAN ke-17 yang membahas tanggung jawab menteri-menteri informasi se-Asia Tenggara (AMRI), Indonesia menyerukan pentingnya menciptakan ekosistem digital yang aman dan layak bagi anak-anak. Seruan ini disampaikan oleh Fifi Aleyda Yahya, Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media (Dirjen KPM) dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), saat berbicara dalam diskusi tingkat menteri bertajuk “MAJU: Media Advancing Joint Understanding” di Brunei Darussalam.
Ia menyampaikan apresiasinya terhadap kepemimpinan Brunei Darussalam selama menjadi ketua forum AMRI ke-17. Menurutnya, komitmen Brunei dalam menjadikan perlindungan anak di ruang digital sebagai agenda utama telah mendorong kolaborasi nyata di antara negara-negara ASEAN.
“Anak-anak adalah aset masa depan ASEAN. Mereka menghadapi berbagai tantangan di dunia maya, mulai dari informasi palsu hingga ujaran kebencian. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bersama-sama menciptakan ruang digital yang aman dan mendidik,” ungkap Fifi dalam siaran pers yang diterima media pada Senin, 12 Mei 2025 yang lalu.
Lebih lanjut, Fifi menekankan bahwa percepatan transformasi digital di dunia membawa dua sisi mata uang: peluang dan risiko. Meskipun akses informasi menjadi lebih mudah, potensi kejahatan siber terhadap anak-anak juga semakin meningkat.
Sebagai bentuk komitmen, Indonesia terus memperkuat regulasi dan meningkatkan literasi digital masyarakat. Salah satu inisiatif yang tengah dijalankan adalah Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD), yang bertujuan untuk membekali masyarakat dengan kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi banjirnya informasi di ruang digital.
“Literasi digital bukan sekadar kemampuan menggunakan perangkat, melainkan dasar untuk membentuk kesadaran dalam memilah informasi. Sudah saatnya ASEAN bersatu untuk memperkuat ketahanan digital masyarakat,” ujar Fifi.
Dengan dukungan negara-negara ASEAN, diharapkan lahir kebijakan bersama yang mampu memberikan perlindungan optimal bagi anak-anak di ruang digital. (Tim)