Britainaja – Gangguan irama jantung atau aritmia kerap kali di abaikan oleh masyarakat, padahal kondisi ini merupakan salah satu pemicu utama penyakit kardiovaskular. Aritmia memang kalah populer di bandingkan penyakit jantung koroner. Namun, deteksi dini yang sederhana nyatanya memiliki potensi besar untuk menyelamatkan banyak nyawa.
Untuk meningkatkan kesadaran ini, sebuah kampanye global bertajuk ‘MEraba NAdi SendiRI (MENARI)’ di galakkan. Inisiatif ini merupakan bagian dari gerakan tahunan Pulse Day 2026 yang mengajak masyarakat agar lebih peduli terhadap irama jantung mereka sebelum terlambat dan berakibat fatal.
Atrial Fibrillation (AF) Memicu Gumpalan Darah dan Stroke
Menurut Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC, yang menjabat sebagai Head of Pulse Day Task Force sekaligus Chairperson of Public Affairs Committee Asia Pacific Heart Rhythm Society (APHRS), Atrial Fibrillation (AF) adalah jenis aritmia yang paling sering di temukan. Ia juga merupakan penyebab utama kasus stroke yang sebenarnya dapat di cegah.
“AF sering kali tidak menimbulkan gejala khas, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya berisiko. Melalui kampanye MENARI, kami ingin mengingatkan bahwa langkah kecil seperti memeriksa denyut nadi bisa berdampak besar, bahkan menyelamatkan hidup,” jelas Dr. Dicky.
Dr. Dicky menambahkan bahwa AF terjadi ketika irama jantung menjadi sangat cepat dan tidak teratur. Irama yang kacau ini berpotensi memicu pembentukan gumpalan darah di jantung. Gumpalan inilah yang dapat terbawa ke otak dan menyebabkan stroke, selain komplikasi serius lain seperti gagal jantung.
Kenali Gejala dan Cara Deteksi Mandiri
Gejala AF bisa berbeda pada setiap individu. Secara umum, kondisi ini sering di tandai dengan detak jantung yang terasa cepat atau berdebar kuat (palpitasi), nyeri dada, pusing, sesak napas, kelelahan, kelemahan tubuh, hingga penurunan kemampuan saat berolahraga. Gejala-gejala ini terkadang muncul dan hilang tiba-tiba, namun pada kasus tertentu dapat terjadi secara terus-menerus.
Untuk deteksi mandiri, Dr. Dicky menyarankan cara sederhana mengecek denyut jantung:
-
Letakkan jari telunjuk dan jari tengah Anda di pergelangan tangan (arteri radialis) atau leher (arteri karotis).
-
Hitung jumlah denyut yang terasa selama 30 detik.
-
Kalikan hasilnya dengan dua untuk mendapatkan denyut per menit (BPM).
Denyut jantung yang normal umumnya berada di kisaran 60 hingga 100 detak per menit. Apabila di temukan ketidakteraturan, masyarakat di imbau untuk segera mencari nasihat medis.
Pulse Day: Gerakan Global untuk Kesehatan Irama Jantung
Inisiatif kesadaran global tahunan, Pulse Day, di dedikasikan untuk meningkatkan pemahaman tentang aritmia jantung. Gerakan ini bertujuan menginspirasi masyarakat di seluruh dunia agar mengambil langkah sederhana, yaitu memahami irama jantung mereka dan memeriksa denyut nadi secara rutin.
APHRS, organisasi yang berfokus pada peningkatan mutu pendidikan, penelitian, dan pelayanan pasien gangguan irama jantung di Asia-Pasifik, memimpin pelaksanaan Pulse Day. Organisasi ini berkolaborasi dengan sister societies seperti EHRA, HRS, dan LAHRS, serta di dukung oleh Arrhythmia Alliance dan World Heart Federation.
Dr. Dicky menekankan bahwa kolaborasi lintas negara pada Pulse Day, yang di peringati setiap tanggal 1 Maret, adalah momentum penting. Peringatan ini menjadi pengingat serius bahwa satu dari tiga orang di dunia berisiko mengalami aritmia serius seumur hidupnya. “Salah satu fokus utama Pulse Day adalah deteksi dini Atrial Fibrillation (AF), salah satu jenis Aritmia yang paling sering di temukan dan menjadi penyebab utama Stroke yang sebenarnya dapat dicegah,” pungkasnya. (Tim)









