Britainaja, Sidoarjo – Proses identifikasi korban runtuhnya Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, terus berlangsung. Hingga Sabtu (4/10/2025) malam, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur memastikan tiga jenazah santri berhasil di kenali identitasnya.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jatim, Kombes Pol M. Khusnan, menjelaskan bahwa hasil identifikasi di lakukan melalui pencocokan data medis, rekam gigi, hingga properti pribadi milik korban. Ketiga jenazah tersebut kini sudah di serahkan kepada pihak keluarga untuk di makamkan.
Khusnan menyebutkan, jenazah pertama dengan nomor kode PM RSBB 002 teridentifikasi sebagai Firman Nur (16), warga Tembok Lor, Surabaya.
Jenazah kedua, PM RSBB 003, di ketahui bernama Muhammad Azka Ibadur Rahman (13), yang tinggal di Jalan Randu Indah, Kenjeran, Surabaya.
Sementara jenazah ketiga, PM RSBB 006, adalah Daul Milal (15), warga Sitok Kapasan, Surabaya. “Ketiga jenazah sudah kami serahkan kepada keluarga malam ini juga. Kami memahami pihak keluarga sangat berharap agar proses ini di lakukan sesegera mungkin,” kata Khusnan di RS Bhayangkara Surabaya.
Menurut Khusnan, hingga saat ini total ada delapan jenazah santri dan satu bagian tubuh (body part) yang sudah berhasil di identifikasi dari 17 korban meninggal dunia.
Proses identifikasi di lakukan dengan memadukan data antemortem (informasi korban sebelum meninggal, seperti ciri fisik dan catatan medis) serta data postmortem (temuan setelah korban meninggal). Kedua data ini kemudian di cocokkan oleh tim forensik untuk memastikan identitas korban.
“Operasi DVI masih terus berjalan. Kami tetap melakukan pendalaman data, baik dari keluarga maupun hasil pemeriksaan medis,” jelas Khusnan.
Selain tiga jenazah yang telah teridentifikasi, tim juga menemukan potongan tubuh berupa kaki kanan di lokasi reruntuhan. Potongan tubuh tersebut rencananya akan dikirim ke Jakarta untuk pemeriksaan DNA lebih lanjut.
“Besok pagi bagian tubuh itu kami kirim ke Jakarta agar di lakukan uji DNA,” ujar Khusnan.
Proses identifikasi ini melibatkan berbagai unsur. Selain DVI Polda Jatim, juga terdapat tim dari Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri, tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS), serta dokter-dokter forensik yang tergabung dalam Persatuan Dokter Forensik Indonesia.
Kehadiran tim gabungan ini di harapkan mempercepat proses identifikasi agar semua korban bisa segera di kenali dan di serahkan kepada keluarga masing-masing.
Khusnan menyampaikan belasungkawa mendalam atas tragedi yang menimpa para santri Al-Khoziny. Ia berharap keluarga korban di berikan ketabahan menghadapi musibah ini.
“Semoga arwah adik-adik santri yang menjadi korban di terima Allah SWT di sisi-Nya,” tuturnya dengan penuh haru.
Peristiwa runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny menyisakan duka mendalam bagi masyarakat Sidoarjo. Hingga kini, proses evakuasi dan identifikasi korban masih terus berlangsung. Tim gabungan memastikan seluruh jenazah akan di identifikasi secepat mungkin agar keluarga dapat segera melakukan pemakaman dengan layak. (Tim)