Keutamaan Puasa Syawal, Amalan Ringan dengan Pahala Luar Biasa

- Jurnalis

Senin, 7 April 2025 - 07:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi: Pixabay

Ilustrasi: Pixabay

Britainaja – Setelah sebulan lamanya menjalankan ibadah puasa Ramadhan, umat Islam disambut dengan hari kemenangan, yaitu hari raya Idul Fitri. Namun, ibadah tak lantas berhenti di sana. Ada satu amalan sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW untuk dikerjakan setelah Ramadhan, yaitu puasa enam hari di bulan Syawal. Amalan ini bukan hanya bentuk ketaatan, tetapi juga simbol dari keistiqomahan dan rasa syukur kepada Allah SWT.

Mengapa Kita Mesti Melaksanakan Puasa Syawal?

Anjuran untuk melaksanakan puasa Syawal datang langsung dari Rasulullah SAW dalam hadis yang berbunyi:

“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian melanjutkannya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim, Abu Daud, dan At-Tirmidzi)

Hadis ini menjadi dasar kuat bahwa puasa Syawal memiliki keutamaan setara dengan pahala puasa selama satu tahun. Hal ini dijelaskan oleh para ulama, termasuk Imam Nawawi dan Ibnu Rajab, bahwa puasa Ramadhan yang disempurnakan dengan enam hari puasa Syawal mendapat ganjaran luar biasa karena dalam Islam, satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh. Maka 30 hari Ramadhan = 300 hari pahala, dan 6 hari Syawal = 60 hari pahala. Totalnya, seperti berpuasa selama 360 hari atau satu tahun penuh.

Niat Puasa Syawal: Arab, Latin, dan Artinya

Sebagaimana ibadah puasa lainnya, puasa Syawal juga diawali dengan niat. Karena merupakan puasa sunnah, niat bisa dilafalkan pada malam hari maupun pagi hari (selama belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa).

Niat Puasa Syawal 6 Hari Sekaligus

Jika ingin melaksanakan puasa Syawal secara berturut-turut, maka niatnya sebagai berikut:

Arab:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ للهِ تعالى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sittatin min Syawwāl lillāhi ta‘ālā

Artinya:
“Saya niat puasa esok hari untuk menunaikan puasa sunah enam hari di bulan Syawal karena Allah Ta’ala.”

Niat Harian di Malam Hari

Jika ingin puasa Syawal harian, ini bacaan niatnya:

Arab:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ للهِ تعالى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnatis Syawwāl lillāhi ta‘ālā

Artinya:
“Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.”

Niat Jika Baru Teringat di Pagi Hari

Bagi yang terlupa niat di malam hari, boleh niat pagi hari selama belum makan dan minum:

Baca Juga :  Keberangkatan Kloter Pertama Haji 2025 Dimulai Awal Mei, Ini Jadwal Lengkapnya

Arab:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لللهِ تعالى

Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an adā’i sunnatis Syawwāl lillāhi ta‘ālā

Artinya:
“Aku berniat puasa sunnah Syawal hari ini karena Allah SWT.”

Tata Cara Melaksanakan Puasa Syawal

Puasa Syawal dikerjakan sebagaimana puasa sunnah lainnya. Tidak ada syarat khusus selain niat dan menghindari hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga matahari terbenam.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

  1. Niat Puasa
    Disunnahkan berniat pada malam hari, namun jika lupa, boleh diniatkan pagi hari selama belum makan/minum.
  2. Sahur
    Sahur adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan). Rasulullah bersabda, “Bersahurlah kalian, karena dalam sahur terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari Muslim)
  3. Menahan Diri dari Pembatal Puasa
    Sejak terbit fajar hingga matahari terbenam, umat Islam wajib menahan diri dari makan, minum, hubungan suami-istri, serta perbuatan yang membatalkan pahala puasa seperti ghibah dan amarah.
  4. Berbuka dengan Segera
    Disunnahkan untuk menyegerakan berbuka saat waktu Maghrib tiba. Rasulullah bersabda:
    “Hamba-hamba-Ku yang paling Aku cintai adalah mereka yang menyegerakan berbuka.” (HR. Tirmidzi)

Keutamaan Puasa Syawal

Puasa Syawal bukan hanya sekadar untuk menambah pahala. Di baliknya, tersimpan berbagai keutamaan spiritual yang sangat berharga bagi kehidupan seorang Muslim:

1. Mendapatkan Pahala Seperti Puasa Setahun

Sebagaimana disebutkan di awal, dengan menjalankan puasa Syawal enam hari setelah Ramadhan, pahalanya seperti puasa sepanjang tahun. Ini adalah bentuk kemurahan Allah yang luar biasa.

2. Tanda Diterimanya Amalan Ramadhan

Ulama menyatakan bahwa tanda diterimanya amal saleh adalah lahirnya amal saleh berikutnya. Maka, mereka yang melanjutkan puasa Syawal setelah Ramadhan menandakan bahwa puasanya di bulan Ramadhan diterima oleh Allah SWT.

3. Penyempurna Kekurangan dalam Puasa Ramadhan

Puasa Syawal juga berfungsi sebagai penambal kekurangan dari puasa Ramadhan. Sebagaimana ibadah lain yang pasti memiliki celah, ibadah sunnah hadir untuk menyempurnakan amal wajib.

4. Ekspresi Syukur atas Ampunan di Bulan Ramadhan

Melanjutkan puasa setelah Ramadhan adalah bentuk syukur kepada Allah atas rahmat dan ampunan-Nya. Seperti dikisahkan dari Aisyah, ketika Rasulullah ditanya mengapa beliau rajin beribadah, padahal dosanya sudah diampuni, beliau menjawab:
“Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur?”

5. Melatih Konsistensi dan Istiqamah

Puasa Syawal juga mendidik kita untuk terus konsisten dalam ibadah. Sebab, orang yang langsung kembali ke rutinitas ibadah setelah Ramadhan adalah tanda bahwa ia tidak ingin menjadikan Ramadhan sebagai momen sesaat, melainkan gaya hidup.

Baca Juga :  Timnas U-17 Siap Hadapi Afganistan pada Jumat Dini Hari

Apakah Puasa Syawal Harus Berturut-Turut?

Ini menjadi pertanyaan umum yang sering di pertanyakan di kalangan umat Islam. Untuk itu, para ulama memiliki dua pandangan:

  • Pendapat pertama: Puasa Syawal dikerjakan berturut-turut mulai dari 2 Syawal. Ini dianjurkan oleh Imam Syafi’i dan Ibnu Mubarak berdasarkan hadis yang menyebutkan “mutatabi’ah” atau berurutan.
  • Pendapat kedua: Puasa boleh dilakukan tidak berurutan, selama masih dalam bulan Syawal. Ini adalah pendapat mayoritas ulama (jumhur) yang menyatakan tidak ada dalil kuat yang mewajibkan berurutan.

Dengan demikian, tidak perlu khawatir jika tidak bisa melakukannya berturut-turut. Yang penting, enam hari itu ditunaikan selama bulan Syawal.

Kapan Waktu Terbaik Menjalankan Puasa Syawal?

Mayoritas ulama sepakat bahwa puasa Syawal tidak boleh dilakukan pada hari pertama Idul Fitri, karena itu adalah hari haram untuk berpuasa. Puasa Syawal baru bisa dimulai pada tanggal 2 Syawal hingga akhir bulan.

Beberapa ulama menyarankan melaksanakan puasa pada pertengahan bulan, terutama sebelum dan sesudah Ayyamul Bidh (13, 14, 15 Hijriyah), misalnya tanggal 10, 11, 12 atau 16, 17, 18 Syawal. Selain fleksibel, ini juga memberi ruang bagi mereka yang ingin menggabungkan puasa Syawal dengan puasa Ayyamul Bidh.

Mana yang Harus Didahulukan: Qadha atau Puasa Syawal?

Bagi perempuan yang memiliki utang puasa Ramadhan karena haid, atau seseorang yang sakit, dianjurkan menunaikan qadha terlebih dahulu, baru kemudian mengerjakan puasa Syawal. Sebab, pahala puasa Syawal hanya bisa diraih oleh mereka yang telah menyempurnakan puasa Ramadhan terlebih dahulu.

Meski demikian, sebagian ulama membolehkan mengerjakan puasa Syawal dulu jika waktu qadha masih panjang, asalkan diniatkan sebagai puasa sunnah Syawal.

Jadi, puasa Syawal adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Betapa tidak, setelah Ramadhan yang penuh Berkah dan pahala, Allah masih memberikan peluang amalan ringan enam hari untuk meraih pahala luar biasa seperti berpuasa setahun penuh.

Bagi yang ingin menjaga semangat Ramadhan dan menambah kedekatan dengan Allah, puasa Syawal adalah kesempatan emas. Maka, jangan sia-siakan. Mari sambut bulan Syawal dengan semangat ibadah dan istiqomah yang kuat! (Tim)

Berita Terkait

Keberangkatan Kloter Pertama Haji 2025 Dimulai Awal Mei, Ini Jadwal Lengkapnya
Berita ini 7 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 16 April 2025 - 08:28 WIB

Keberangkatan Kloter Pertama Haji 2025 Dimulai Awal Mei, Ini Jadwal Lengkapnya

Senin, 7 April 2025 - 07:39 WIB

Keutamaan Puasa Syawal, Amalan Ringan dengan Pahala Luar Biasa

Berita Terbaru