Britainaja, Jakarta – Kuliner terbukti menjadi faktor penting dalam menentukan destinasi liburan bagi mayoritas wisatawan Indonesia. Laporan terbaru Booking.com berjudul Taste of Home Asia Pacific 2025 mengungkap bahwa 93% wisatawan Tanah Air menjadikan makanan sebagai pertimbangan utama ketika bepergian.
Lebih lanjut, sekitar 75% responden menyebut daya tarik kuliner menjadi alasan mereka memilih destinasi wisata, bahkan lebih dominan di banding faktor akomodasi atau aktivitas rekreasi lainnya.
Studi ini di lakukan melalui survei daring terhadap lebih dari 8.000 wisatawan di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, Australia, Jepang, Korea Selatan, Thailand, hingga Vietnam. Survei di gelar pada 25–28 Juli 2025 dan menyoroti perubahan tren wisata yang semakin berpusat pada kuliner.
Managing Director Asia Pasifik Booking.com, Laura Houldsworth, menegaskan bahwa wisatawan saat ini mencari pengalaman yang lebih personal. Menurutnya, rumah liburan seperti villa pribadi, homestay, hingga glamping menjadi opsi favorit karena memberi keleluasaan memasak maupun mencoba makanan lokal.
“Wisatawan ingin merasakan pengalaman otentik, baik dengan memasak hidangan bergizi sendiri maupun menjamu tamu dengan kuliner khas setempat,” ujar Houldsworth saat peluncuran riset di Badung, Bali, Rabu (24/9/2025).
Data survei memperlihatkan, 96% wisatawan Indonesia yang gemar kuliner mengaku mengubah pola makan dan masak ketika liburan.
-
Sebanyak 91% memilih berbelanja di pasar lokal.
-
21% mencoba memasak makanan khas daerah tujuan.
-
30% tertarik menggunakan peralatan masak baru.
-
19% bereksperimen dengan resep baru.
Selain itu, sebanyak 35% wisatawan kuliner di Indonesia lebih senang menginap di villa pribadi untuk pengalaman privat. Opsi lain yang populer antara lain homestay (35%), glamping (28%), farm stay (26%), serta rumah pantai (26%).
Meski banyak wisatawan ingin memasak sendiri, makan di luar negeri atau restoran lokal tetap memegang peran penting. Laporan tersebut mencatat:
-
50% wisatawan Indonesia rutin mencicipi hidangan di restoran lokal saat bepergian.
-
23% memilih rumah liburan karena akses lebih dekat dengan kuliner lokal.
-
75% pernah menentukan destinasi hanya karena ingin mengunjungi restoran tertentu.
Senior Director of Sales and Services untuk Asia di OpenTable, Whey Han Tan, menambahkan, tren bersantap di restoran di kawasan Asia Pasifik meningkat 15% dalam setahun terakhir.
“Antusiasme wisatawan terhadap pengalaman kuliner sangat jelas terlihat. Rata-rata pengeluaran mencapai US$72 atau sekitar Rp1,2 juta per orang, bahkan wisatawan mancanegara membelanjakan 25% lebih banyak di bandingkan penduduk lokal,” ujarnya.
Menurut Tan, geliat dunia kuliner dan restoran di Asia Pasifik kini menjadi salah satu daya tarik utama wisatawan global. Tak hanya wisatawan domestik, pelancong internasional pun semakin tertarik datang ke Indonesia karena kekayaan rasa dan keragaman kulinernya.
Dengan tren ini, destinasi wisata di Indonesia berpotensi besar meningkatkan daya saing melalui promosi kuliner lokal. Mulai dari jajanan tradisional, masakan nusantara, hingga pengalaman fine dining modern bisa menjadi magnet bagi wisatawan di tahun-tahun mendatang.
Hasil riset Taste of Home Asia Pacific menegaskan, wisata kuliner Indonesia bukan lagi sekadar pelengkap liburan, melainkan faktor utama dalam menentukan destinasi. Ke depan, destinasi yang mampu menggabungkan pengalaman kuliner otentik dengan akomodasi nyaman berpeluang besar menarik lebih banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. (Tim)