Britainaja, Kerinci – Sejumlah desa di Kabupaten Kerinci menunjukkan kemajuan luar biasa dalam mengelola Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), dengan keberhasilan meraih Pendapatan Asli Desa (PADes) yang signifikan sepanjang tahun 2023.
Dari data Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Kerinci mencatat, 10 desa berhasil menorehkan rekor PADes tertinggi melalui pengembangan berbagai unit usaha kreatif dan produktif.
Menurut Kepala Seksi Pendapatan Bumdes, Pirdinal, berbagai jenis usaha telah dijalankan oleh desa-desa tersebut, mulai dari penyewaan aula, lapangan bulutangkis, layanan air bersih desa, Pertashop, usaha air isi ulang, persewaan alat suara, destinasi wisata desa, digital printing, toko pertanian, hingga jasa angkutan barang menggunakan mobil pick-up.
“Data ini merupakan hasil pemantauan resmi selama tahun 2023. Desa-desa yang memiliki Bumdes aktif dan dikelola dengan baik, telah mampu meningkatkan pendapatan desa secara nyata,” ujar Pirdinal, Selasa (6/5/2025).
Berikut daftar desa dengan PADes tertinggi di Kabupaten Kerinci:
- Desa Koto Periang, Kecamatan Kayu Aro – Rp135 juta/tahun
- Desa Koto Agung, Kecamatan Keliling Danau – Rp70 juta/tahun
- Desa Sungai Rumpun, Kecamatan Kayu Aro – Rp40 juta/tahun
- Desa Koto Tuo, Kecamatan Kayu Aro – Rp40 juta/tahun
- Desa Pendung Talang Genting, Kecamatan Danau Kerinci – Rp21 juta/tahun
- Desa Sungai Lintang, Kecamatan Kayu Aro Barat – Rp15 juta/tahun
- Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Siulak Mukai – Rp15 juta/tahun
- Desa Simpang 4 Sungai Tutung, Kecamatan Air Hangat Timur – Rp14,5 juta/tahun
- Desa Koto Lebu Tinggi, Kecamatan Siulak – Rp7,5 juta/tahun
- Desa Sungai Jernih, Kecamatan Gunung Tujuh – Rp5 juta/tahun
Meski begitu, masih terdapat tujuh desa lainnya yang belum membentuk Bumdes sama sekali. Pirdinal mengimbau agar desa-desa tersebut mulai mengeksplorasi potensi lokal yang ada dan membentuk Bumdes sebagai langkah strategis untuk pembangunan ekonomi desa.
“Jangan sampai potensi desa yang begitu besar tidak dimanfaatkan. Bumdes bisa menjadi penggerak utama ekonomi di tingkat lokal,” tuturnya.
Keberhasilan sejumlah desa ini menjadi bukti bahwa kemandirian ekonomi desa bukan hanya wacana. Dengan pengelolaan yang tepat, desa mampu menciptakan sumber pendapatan yang berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan warganya.
Inisiatif seperti ini patut dijadikan contoh bagi desa-desa lain di Kerinci agar tidak hanya memiliki Bumdes di atas kertas, tapi juga benar-benar menjalankannya secara aktif dan produktif. (Wd)