Britainaja – Ketika seseorang terlihat pendiam di tempat kerja dan produktivitasnya menurun drastis, besar kemungkinan ia sedang merasa tidak betah dengan pekerjaannya. Tak jarang, orang tersebut menghindari interaksi dengan rekan-rekannya dan lebih sering mengajukan cuti demi menjauh dari suasana kantor yang membuatnya tertekan.
Meskipun tidak ada orang yang benar-benar ingin membenci pekerjaannya, setiap individu pasti mendambakan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional.
Dilansir dari Your Tango oleh Britainaja.com pada Kamis, 9 Januari 2025, berikut adalah 11 tanda yang bisa menunjukkan seseorang membenci pekerjaannya namun berusaha menyembunyikannya:
- Minim kontribusi dalam diskusi.
Meski hadir dalam rapat, mereka hanya sekadar mendengarkan dan jarang menyampaikan pendapat. Bila diminta berkomentar, mereka hanya memberikan jawaban singkat tanpa menunjukkan antusiasme. - Enggan menjalani tanggung jawab utama.
Karyawan yang merasa puas biasanya bekerja secukupnya. Tapi ironisnya, justru mereka yang rajin dan berprestasi sering merasa paling tertekan dan kehilangan semangat. - Menolak evaluasi dari atasan.
Saat harus menghadapi penilaian langsung, mereka cenderung berbicara seperlunya dan menghindari topik tentang karier jangka panjang. - Tak peduli dengan pengakuan.
Sebagian orang memang membutuhkan apresiasi. Tapi mereka yang sudah tak lagi menikmati pekerjaannya, tidak lagi peduli dengan pujian ataupun hasil pekerjaannya sendiri. - Menjauh dari lingkungan kerja.
Individu yang sudah kehilangan minat terhadap pekerjaannya biasanya menjaga jarak dari kolega dan lebih memilih menyendiri. - Terlalu sering mengambil jeda.
Meski beristirahat itu penting, keluar kantor hanya untuk secangkir kopi padahal tersedia di pantry bisa menjadi tanda bahwa mereka tidak nyaman berada di tempat kerja. - Sering menunda tugas.
Menurut Prof. Brit Brogaard, menunda pekerjaan secara sengaja bisa menjadi bentuk perlawanan pasif terhadap lingkungan kerja yang tidak menyenangkan. - Menghindari kegiatan kantor.
Dr. Gleb Tsipursky menjelaskan bahwa keterlibatan dalam acara sosial yang sifatnya wajib bisa menimbulkan tekanan, karena tidak didasarkan pada keinginan pribadi. - Cuti yang berlebihan.
Stres, cemas, atau bahkan gangguan kesehatan sering jadi alasan utama mengapa seseorang lebih sering izin atau mengambil cuti panjang. - Gerak tubuh yang menunjukkan ketegangan.
Duduk gelisah, menghindari kontak mata, hingga mengetukkan jari atau menggoyangkan kaki saat rapat bisa mencerminkan ketidaknyamanan mereka di tempat kerja. - Ruang kerja dibiarkan kosong.
Meja yang tidak dihias, tanpa foto pribadi atau sentuhan personal, bisa jadi bentuk perlawanan sunyi terhadap pekerjaan yang sudah tidak mereka sukai lagi. (***)