Britainaja – Menjelang akhir pekan, nilai tukar rupiah menunjukkan tanda-tanda penguatan terbatas terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dalam pembukaan perdagangan Jumat (31/10/2025), mata uang Garuda bergerak positif setelah sebelumnya sempat melemah pada hari sebelumnya.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka naik sekitar 0,11 persen atau 8 poin, berada di level Rp16.618 per dolar AS. Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Kamis (30/10/2025), rupiah tercatat melemah 0,11 persen atau 19 poin ke posisi Rp16.636 per dolar AS.
Analis pasar uang Lukman Leong memperkirakan rupiah akan berkonsolidasi dengan potensi penguatan yang terbatas pada perdagangan hari ini. Menurutnya, peluang penguatan tersebut didorong oleh sentimen positif dari hasil pertemuan antara Presiden Xi Jinping dan Presiden Donald Trump di Korea Selatan, yang memberikan harapan terhadap stabilitas hubungan ekonomi global.
Namun demikian, Lukman menilai tekanan terhadap rupiah masih cukup kuat akibat penguatan dolar AS di pasar global. “Rupiah kemungkinan masih akan bergerak terbatas karena dolar AS masih cenderung kuat seiring menurunnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed,” ujarnya.
Ia menambahkan, pernyataan Ketua The Federal Reserve, Jerome Powell, yang bernada hawkish atau ketat terhadap kebijakan suku bunga, membuat pelaku pasar kembali waspada. Powell menegaskan bahwa langkah pemangkasan suku bunga di akhir tahun belum menjadi prioritas, memicu ketidakpastian di pasar keuangan global dan berdampak pada pelemahan sejumlah mata uang terhadap dolar AS.
Sementara itu, mata uang di kawasan Asia menunjukkan pergerakan yang bervariasi. Yen Jepang, dolar Singapura, peso Filipina, dan ringgit Malaysia tercatat menguat pada awal perdagangan. Di sisi lain, yuan Tiongkok, rupee India, dan dolar Taiwan justru tertekan.
Menurut Lukman, fluktuasi nilai tukar rupiah masih mungkin terjadi seiring dinamika global yang terus berkembang, baik dari faktor geopolitik maupun arah kebijakan moneter AS. Ia memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.550 hingga Rp16.700 per dolar AS sepanjang hari ini.
“Pasar masih mencari keseimbangan baru di tengah ketidakpastian global. Selama sentimen positif dari pertemuan Xi dan Trump bertahan, potensi penguatan rupiah tetap terbuka, meski ruangnya terbatas,” tutur Lukman.
Menjelang penutupan pekan, pasar keuangan domestik akan terus mencermati perkembangan global, khususnya arah kebijakan The Fed dan respons pelaku pasar terhadap data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat. Jika tekanan dolar AS mulai mereda, rupiah berpeluang melanjutkan penguatan dalam jangka pendek. (Tim)









