Britainaja, Jakarta – Nilai tukar rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (30/10/2025), namun analis menilai penguatan tersebut berisiko terbatas akibat ketidakpastian arah kebijakan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat tipis 0,04 persen atau naik 7 poin ke level Rp16.610 per dolar AS pada awal perdagangan. Sementara itu, indeks dolar AS justru melemah 0,17 persen ke posisi 99,04. Sehari sebelumnya, rupiah sempat ditutup melemah 0,05 persen atau turun 9 poin ke Rp16.617 per dolar AS.
Analis pasar uang, Lukman Leong, menilai pergerakan rupiah masih berpotensi melemah meski sempat menguat di pembukaan perdagangan. Menurutnya, penguatan dolar AS setelah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menjadi salah satu tekanan bagi mata uang Garuda.
“Rupiah kemungkinan kembali melemah karena dolar AS menguat signifikan pasca rapat The Fed,” ujar Lukman dalam keterangannya, Kamis (30/10/2025).
Ia menjelaskan, keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga bulan ini sebenarnya sudah sesuai ekspektasi pasar. Namun, pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, setelah rapat justru memberikan sinyal kebijakan yang lebih ketat dari dugaan.
Powell menegaskan bahwa langkah pemangkasan suku bunga berikutnya masih belum pasti. Ia menyebut adanya perbedaan pandangan di antara anggota komite mengenai arah kebijakan moneter pada pertemuan Desember mendatang.
“Masih ada ketidakpastian terkait apakah suku bunga akan kembali di turunkan dalam waktu dekat. Pandangan anggota komite cukup beragam,” kata Powell seperti di kutip dari pernyataannya.
Selain kebijakan moneter AS, pelaku pasar juga mencermati agenda pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping yang di jadwalkan berlangsung di Korea Selatan. Pertemuan tersebut di harapkan dapat menurunkan ketegangan dagang antara kedua negara ekonomi terbesar dunia itu.
Lukman menilai, kombinasi antara kebijakan The Fed yang belum pasti dan sentimen eksternal tersebut membuat pergerakan rupiah masih berfluktuasi. Ia memperkirakan kurs rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp16.550 hingga Rp16.700 per dolar AS.
“Volatilitas rupiah masih tinggi karena faktor global maupun domestik. Pasar cenderung berhati-hati menunggu kejelasan arah kebijakan moneter The Fed,” tambahnya.
Dengan kondisi global yang masih di liputi ketidakpastian, analis menilai penguatan rupiah kemungkinan tidak akan bertahan lama. Investor di sarankan tetap waspada terhadap potensi perubahan sentimen pasar yang dapat memicu tekanan baru terhadap mata uang rupiah. (Tim)









