Kecaman Dunia atas Penahanan Kapal Flotilla Gaza oleh Israel

Avatar photo

- Jurnalis

Kamis, 2 Oktober 2025 - 16:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Salah satu kapal kelompok aktivis Global Sumud Flotilla (Foto: X/Muhammed Emin Yıldırım)

Salah satu kapal kelompok aktivis Global Sumud Flotilla (Foto: X/Muhammed Emin Yıldırım)

Britainaja – Israel kembali menjadi sorotan dunia setelah mencegat armada Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan menuju Gaza. Tindakan ini menuai kecaman keras dari berbagai pemimpin dunia hingga memicu aksi solidaritas di sejumlah kota besar internasional.

Demonstrasi penolakan penahanan flotilla terjadi di Istanbul, Athena, Buenos Aires, Roma, Berlin, hingga Madrid. Ribuan orang turun ke jalan untuk menyuarakan protes atas kebijakan Israel yang dianggap melanggar hukum internasional dan menghalangi distribusi bantuan ke Gaza.

Armada flotilla tersebut diikuti 500 aktivis dari 44 negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Belgia, Spanyol, Malaysia, Turki, hingga Kolombia. Mereka membawa misi kemanusiaan dengan harapan dapat menembus blokade yang selama ini menjerat Gaza.

Namun, niat tersebut kandas setelah otoritas Israel mencegat kapal dan menahan para peserta. Langkah ini kemudian memicu gelombang reaksi dari berbagai pemerintah, organisasi, hingga tokoh internasional.

Kementerian Luar Negeri Turki menyatakan tindakan Israel sebagai bentuk terorisme negara yang jelas melanggar hukum internasional. Menurut Ankara, langkah itu bukan hanya mengancam keselamatan warga sipil, tetapi juga memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza yang kini menghadapi kelaparan parah.

Baca Juga :  Pariwisata Petualangan Jadi Tren Dunia, Indonesia Unggul di Asia

Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menuntut pembebasan segera warga negaranya yang ikut di tahan Israel. Ia menegaskan siap menempuh jalur hukum internasional untuk meminta pertanggungjawaban.

“Israel bukan hanya mengabaikan hak rakyat Palestina, tetapi juga menyinggung hati nurani masyarakat dunia,” tegas Anwar dalam pernyataannya yang di kutip Al Jazeera, Kamis (2/10/2025).

Sementara itu, Presiden Kolombia, Gustavo Petro, mengambil langkah lebih jauh dengan mengusir diplomat Israel dan membatalkan perjanjian perdagangan bebas. Ia menekankan pemerintahannya akan terus berupaya memastikan warganya kembali dengan selamat.

Dari Eropa, sejumlah pejabat dan organisasi juga mengeluarkan kecaman. Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, mengungkapkan bahwa Israel telah berjanji tidak menggunakan kekerasan terhadap peserta flotilla. Kendati begitu, serikat buruh Italia menyerukan mogok umum sebagai wujud solidaritas terhadap warga Gaza.

Presiden Irlandia, Michael D. Higgins, menuding Israel menghalangi masuknya bantuan esensial ke Gaza. Ia menekankan pentingnya melindungi aktivis kemanusiaan yang berani mempertaruhkan nyawa demi menyalurkan bantuan.

Baca Juga :  Sejarah Panjang Pesantren Al Khoziny Sidoarjo yang Berusia Satu Abad

Pemerintah Prancis pun meminta agar warganya yang di tahan segera di pulangkan tanpa penundaan.

Di Amerika Serikat, sebanyak 20 anggota Partai Demokrat mendesak Gedung Putih mengambil langkah nyata untuk melindungi para aktivis flotilla. Desakan ini menambah tekanan internasional terhadap Israel yang terus memperketat blokade Gaza.

Utusan khusus PBB untuk Palestina, Francesca Albanese, menyebut pencegatan tersebut sebagai penculikan ilegal. Menurutnya, para aktivis yang tergabung dalam flotilla telah mempertaruhkan keselamatan demi menyalurkan bantuan ke wilayah yang terisolasi akibat blokade Israel.

Kasus penahanan Global Sumud Flotilla semakin memperburuk citra Israel di mata internasional. Langkah itu di nilai tidak hanya menghambat misi kemanusiaan, tetapi juga menunjukkan bagaimana blokade Gaza terus di pertahankan meski mendapat penolakan luas.

Gelombang protes dan kecaman yang datang dari berbagai belahan dunia menegaskan bahwa isu Palestina tetap menjadi perhatian global. Tindakan Israel kini di nilai bukan sekadar urusan regional, melainkan menyangkut hak asasi manusia dan hukum internasional. (Tim)

Berita Terkait

Tim SAR Temukan Delapan Jenazah Baru Korban Ponpes Al-Khoziny
BNPB: 38 Santri Ponpes Al Khoziny Belum Ditemukan
Program Magang Kemnaker 2025: Syarat, Jadwal, dan Sektor
Tiga Jenazah Santri Al-Khoziny Teridentifikasi Tim DVI Polda Jatim
Manchester United Bungkam Sunderland 2-0, Amorim Terhindar Tekanan
21 Jenazah Santri Al-Khoziny Belum Teridentifikasi
Bos Ducati Indonesia Yakin Marquez Akhiri Kutukan Mandalika
MDIS Singapura Akui Gibran Sebagai Lulusan Resmi Kampus

Berita Terkait

Minggu, 5 Oktober 2025 - 09:35 WIB

BNPB: 38 Santri Ponpes Al Khoziny Belum Ditemukan

Minggu, 5 Oktober 2025 - 08:15 WIB

Program Magang Kemnaker 2025: Syarat, Jadwal, dan Sektor

Minggu, 5 Oktober 2025 - 07:30 WIB

Tiga Jenazah Santri Al-Khoziny Teridentifikasi Tim DVI Polda Jatim

Minggu, 5 Oktober 2025 - 06:45 WIB

Manchester United Bungkam Sunderland 2-0, Amorim Terhindar Tekanan

Minggu, 5 Oktober 2025 - 06:04 WIB

21 Jenazah Santri Al-Khoziny Belum Teridentifikasi

Berita Terbaru

Salah satu tampilan twibbon yang bisa digunakan untuk meramaikan Hari Guru Sedunia 2025 (Foto: Tangkapan layar Twibbonize)

Nasional

Cara Meriahkan Hari Guru Sedunia 2025 dengan Twibbon

Minggu, 5 Okt 2025 - 14:01 WIB

Ilustrasi. Sejarah Hari Guru Sedunia dan Makna Peringatan 5 Oktober (Foto: Pixabay)

Nasional

Sejarah Hari Guru Sedunia dan Makna Peringatan 5 Oktober

Minggu, 5 Okt 2025 - 13:16 WIB

MotoGP Mandalika 2025 Dongkrak Wisata dan Ekonomi Lombok (Foto: RRI/Syah Manaf)

Nasional

MotoGP Mandalika 2025 Dongkrak Wisata dan Ekonomi Lombok

Minggu, 5 Okt 2025 - 11:08 WIB