Britainaja, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem pada awal September 2025. Hujan dengan intensitas ringan hingga sangat lebat diperkirakan melanda berbagai wilayah Indonesia, terutama di Sumatera dan sebagian besar Pulau Jawa.
Menurut Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, kondisi ini dipicu oleh kombinasi faktor atmosfer skala global, regional, hingga lokal yang menyebabkan atmosfer menjadi labil dan memudahkan pembentukan awan hujan.
Faktor Pemicu Terjadinya Cuaca Ekstrem
BMKG menjelaskan, menguatnya monsun Australia hingga pertengahan September 2025 turut meningkatkan potensi angin kencang di wilayah selatan Indonesia. Sementara itu, pada skala global, nilai Dipole Mode Index (DMI) -1,28 menunjukkan adanya Indian Ocean Dipole (IOD) negatif, yang mendorong lebih banyak uap air menuju wilayah barat Indonesia.
Selain itu, fenomena gelombang atmosfer seperti Kelvin dan Rossby Ekuator diprediksi melintas aktif di beberapa daerah, termasuk Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua. Aktivitas ini semakin memperbesar peluang terjadinya hujan dengan intensitas tinggi.
Wilayah yang Berpotensi Terdampak
BMKG menyebutkan sejumlah daerah yang berpotensi terdampak cuaca ekstrem, di antaranya:
-
Sumatera: Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung.
-
Kalimantan: Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur.
-
Sulawesi: Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara.
-
Kawasan Timur: Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, hingga Papua Selatan.
Andri menambahkan, faktor lain seperti anomali suhu muka laut hangat di sejumlah perairan Indonesia, serta terbentuknya zona konvergensi akibat sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat Sumatera dan Laut Cina Selatan, semakin memperkuat potensi terbentuknya awan hujan lebat.
Imbauan BMKG untuk Masyarakat
Melihat perkembangan dinamika atmosfer tersebut, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap kemungkinan hujan deras disertai petir, angin kencang, serta gelombang laut tinggi.
“Kami mengingatkan masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca terbaru dari BMKG. Kondisi atmosfer yang labil masih bisa memicu cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan,” ujar Andri.
Awal September 2025 menjadi periode yang rawan terjadinya cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia. Faktor global, regional, hingga lokal saling berinteraksi dan meningkatkan risiko hujan deras, angin kencang, serta potensi banjir dan gelombang tinggi. Masyarakat diharapkan meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti peringatan resmi dari BMKG untuk mengurangi dampak yang mungkin timbul. (Tim)