Britainaja, Kerinci – Di tepian Danau Kerinci yang indah, berdiri sebuah masjid tua yang menyimpan jejak panjang peradaban Islam di tanah Sumatra. Adalah Masjid Keramat Pulau Tengah, sebuah bangunan bersejarah yang tak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga saksi bisu perjalanan spiritual, sosial dan budaya masyarakat Kerinci sejak abad ke-18.
Terletak di Dusun Koto Tuo, Desa Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci. Masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Provinsi Jambi dan telah ditetapkan sebagai situs cagar budaya yang dilindungi pemerintah.
Masjid Keramat Pulau Tengah dibangun sekitar tahun 1785, pada masa ketika Islam mulai berkembang pesat di wilayah pedalaman Jambi. Julukan keramat disematkan oleh masyarakat bukan tanpa alasan. Dalam catatan lisan dan dokumen sejarah lokal, masjid ini tercatat beberapa kali selamat dari bencana besar, termasuk kebakaran hebat tahun 1903 dan 1939, serta gempa bumi tahun 1942 dan 1995 yang meluluhlantakkan permukiman di sekitarnya. Namun bangunan masjid tetap utuh dan kokoh, seolah memiliki kekuatan tersendiri.
Arsitektur Tradisional Sarat Filosofi

Bangunan masjid menggunakan arsitektur khas Melayu Jambi yang berpadu dengan nuansa lokal dan pengaruh Timur Tengah. Memiliki bentuk persegi dengan ukuran 27 x 27 meter, masjid ini ditopang oleh 25 tiang kayu, sebuah simbolisasi 25 Nabi dan Rasul dalam ajaran Islam. Satu di antaranya dikenal sebagai tiang soko guru, menjulang di tengah bangunan dan terhubung langsung dengan ruang muazin.
Atap masjid yang berbentuk tumpang tiga melambangkan tiga sendi utama dalam ajaran Islam, yaitu iman, Islam dan ihsan. Di puncaknya, terdapat mustaka berbentuk bawang sebagai penanda keharmonisan spiritual antara manusia dan Tuhannya.
Pada bagian dalam, pengunjung masih dapat menyaksikan mimbar kayu asli serta mihrab yang dihiasi ornamen keramik dan ukiran sulur geometris. Tidak ada sentuhan kemewahan yang berlebihan namun aura kesakralannya terasa begitu kuat. Sebuah bedug besar juga masih terjaga di sudut ruang utama, menjadi alat penanda waktu ibadah sejak ratusan tahun silam.
Renovasi Masa Kolonial
Tahun 1926, pada masa pemerintahan Hindia Belanda, masjid ini mengalami renovasi struktural. Beberapa bagian yang semula berbahan dasar kayu, seperti atap ijuk dan lantai papan diganti menjadi seng dan lantai semen. Beberapa ornamen tambahan dari marmer dan keramik juga dipasang pada dinding-dinding dalam masjid. Meski demikian, esensi dan tampilan asli masjid tetap dijaga yang menjadikannya sebagai contoh sempurna bagaimana warisan tradisi mampu bersinergi dengan zaman.
Fungsi Sosial dan Perlawanan
Lebih dari sekadar tempat ibadah, Masjid Keramat Pulau Tengah juga menjadi pusat pendidikan Islam dan perlawanan terhadap kolonialisme. Di sinilah para ulama, santri, dan tokoh adat bermusyawarah. Tak jarang masjid ini digunakan sebagai lokasi konsolidasi perlawanan terhadap Belanda, terutama saat konflik besar yang terjadi di awal abad ke-20.
Akses Lokasi dan Cara Menuju
Masjid ini dapat diakses dengan cukup mudah dari pusat Kota Sungai Penuh, Jambi. Perjalanan menuju Desa Pulau Tengah ditempuh sekitar 30-45 menit menggunakan kendaraan darat. Dari jalan utama desa, pengunjung hanya perlu berjalan kaki sejauh kurang dari 100 meter untuk sampai ke kompleks masjid.
Alamat lengkap:
Masjid Keramat Pulau Tengah
Dusun Koto Tuo, Desa Pulau Tengah,Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.
Google Maps: Lihat disini
Keindahan Alam Sekitar dan Potensi Wisata
Masjid ini berdampingan langsung dengan panorama memukau Danau Kerinci, danau alami terbesar di Jambi yang membentang seluas lebih dari 4.000 hektare. Lingkungan yang asri, udara pegunungan yang segar dan suasana tenang membuat tempat ini cocok sebagai lokasi retret spiritual maupun wisata edukasi religius.
Saat pagi hari, kabut tipis menyelimuti danau, menghadirkan pemandangan yang memanjakan mata. Sementara suara burung liar dan riak air yang tenang menambah kesyahduan atmosfer religi di sekeliling masjid.
Warisan yang Harus Dijaga
Hingga kini, Masjid Keramat Pulau Tengah tetap aktif digunakan masyarakat setempat untuk berbagai kegiatan keagamaan seperti salat berjemaah, pengajian, kenduri, tabligh akbar, dan peringatan hari besar Islam.
Namun di tengah modernisasi yang cepat, keberadaan masjid ini mengingatkan pentingnya melestarikan nilai-nilai kultural dan spiritual masyarakat Melayu-Jambi, khususnya dalam konteks penyebaran Islam di wilayah pedalaman Sumatra.
Masjid Keramat Pulau Tengah bukan sekadar bangunan tua, melainkan simbol keutuhan nilai-nilai spiritual, ketahanan budaya, dan warisan sejarah umat Islam di Jambi. Mengunjunginya bukan hanya sebuah perjalanan fisik, tetapi juga ziarah jiwa yang membawa kita memahami bagaimana Islam hidup dalam masyarakat dengan cara damai, arif, dan membumi.
Yuk, bagikan artikel ini kepada kerabat dan sahabat Anda. Jelajahi juga artikel wisata religi dan budaya Nusantara lainnya hanya di britainaja.com.
(Wd)