Britainaja, Jakarta – Kapal Madleen, yang membawa 12 aktivis kemanusiaan pro Pales-tina termasuk aktivis lingkungan asal Swedia Greta Thunberg, dilaporkan hilang kontak setelah berlayar dari Pelabuhan Catania, Sisilia, Italia menuju Jalur G4za pada Minggu (1/6/2025).
Menurut laporan Yonhap, pada Senin (9/6/2025), kapal ini dijadwalkan akan tiba di perairan G4za setelah menempuh pelayaran selama tujuh hari. Seharusnya, kapal berlabuh pada Senin pagi (9/6/2025). Namun, pada Minggu malam, kapal Madleen dilaporkan kehilangan kontak ketika sudah memasuki wilayah perairan G4za.
Selain Greta Thunberg, kapal Madleen ini juga mengangkut aktivis dari berbagai negara, termasuk Jerman,Prancis, Brasil, Turki, Spanyol, dan Belanda. Mereka tergabung dalam misi kemanusiaan yang diorganisir oleh Freedom Flotilla Coalition (FFC), sebuah organisasi internasional nirlaba yang berfokus menyalurkan bantuan ke Jalur G4za.
Nama Madleen sendiri diambil dari sosok inspiratif, Madleen Kulab, nelayan perempuan pertama di Jalur G4za. Ia adalah anak tertua dari empat bersaudara yang membantu ayahnya melaut sejak kecil. Setelah ayahnya terluka akibat serangan militer Isr-ael, Madleen Kulab mengambil alih tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya dengan bekerja sebagai nelayan.
Misi kapal Madleen adalah membawa berbagai bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh warga G4za saat ini. Bantuan tersebut meliputi susu bayi, beras, tepung, popok, perlengkapan perempuan, alat penjernih air, obat-obatan, kruk, hingga kaki palsu untuk anak-anak korban konflik.
Kapal ini berlayar melalui Laut Mediterania, mendekati pantai G4za dari sisi utara Mesir. Namun, pada Senin dini hari, sistem pelacak milik Freedom Flotilla Coalition menunjukkan sinyal peringatan berupa “tanda seru”, menandakan kapal telah kehilangan kontak.
Pihak Isr-ael sebelumnya sudah memperingatkan akan menindak tegas setiap “upaya provokatif” yang mencoba menembus blokade laut di sekitar G4za. Kapal berbendera Inggris tersebut diketahui memasuki wilayah laut yang diklaim sebagai zona blokade oleh Isr-ael untuk mencegah masuknya persenjataan ke tangan H4mas.
Hingga kini, belum ada informasi lanjutan terkait keberadaan kapal Madleen dan para aktivis di dalamnya. Komunitas internasional dan organisasi kemanusiaan menyerukan untuk dilakukan penyelidikan serta perlindungan bagi mereka yang terlibat dalam misi bantuan kemanusiaan ini. (Tim)
Disclaimer: Artikel ini bertujuan memberikan informasi berdasarkan fakta yang tersedia dan tidak bermaksud memihak atau memprovokasi pihak manapun.