Madleen Kulab, Kisah Nelayan Perempuan G4za yang Menginspirasi Dunia

Avatar photo

- Jurnalis

Senin, 9 Juni 2025 - 17:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kapal bantuan Madleen yang diorganisir Freedom Flotilla Coalition. Dok. Tan Safi/Freedom Flotilla Coalition

Kapal bantuan Madleen yang diorganisir Freedom Flotilla Coalition. Dok. Tan Safi/Freedom Flotilla Coalition

Britainaja, Jakarta – Sebuah kapal kemanusiaan bernama Madleen, yang saat ini berlayar menuju G4za dan membawa 12 aktivis internasional termasuk Greta Thunberg mencuri perhatian dunia. Namun, tak banyak yang tahu bahwa nama kapal ini terinspirasi dari Madleen Kulab, satu-satunya nelayan perempuan di Jalur G4za yang menjadi simbol ketangguhan dan harapan.

Perjuangan Hidup di Tengah Konflik

Madleen Kulab, kini berusia 30 tahun, mulai melaut sejak usia 15 tahun bersama ayahnya. Seiring waktu, ia tumbuh menjadi perempuan tangguh yang tak gentar menghadapi ombak maupun tekanan kehidupan. Setiap pagi, ia turun ke laut untuk mencari ikan yang dijual di pasar lokal demi menyambung hidup keluarganya.

Selain piawai menangkap ikan, Madleen juga dikenal sebagai juru masak andal. Masakan ikannya, terutama sarden khas G4za, menjadi favorit pelanggan tetap yang selalu menanti hasil tangkapannya.

Namun semuanya berubah. Konflik yang berkepanjangan membuat ia dan suaminya, Khadee Bakr yang juga seorang nelayan tak lagi bisa melaut. Kapal dan peralatan mereka hancur dalam serangan udara. Kehilangan ini bukan hanya soal pendapatan, tapi juga identitas mereka sebagai nelayan.

Baca Juga :  Kecaman Dunia atas Penahanan Kapal Flotilla Gaza oleh Israel

Kehilangan dan Pengungsian

Duka Madleen bertambah saat sang ayah meninggal dalam serangan udara pada November 2023, tak jauh dari rumah mereka. Saat itu, ia sedang hamil tua dan terpaksa mengungsi ke beberapa wilayah seperti Khan Younis, Rafah,Deir el Balah, hingga Nuseirat.

“Kami kehilangan segalanya, hasil kerja keras seumur hidup,” ujar Madleen dalam wawancara bersama Al Jazeera pada Sabtu (7/6/2025).

Dalam pengungsian, ia melahirkan di tengah keterbatasan fasilitas medis. “Tanpa obat penghilang rasa sakit, tanpa ruang perawatan yang memadai, dan harus segera pulang karena rumah sakit penuh dengan korban luka,” kenangnya.

Saat itu, Madleen hanya bisa tidur di lantai dengan bayinya yang baru lahir. Kondisi fisik dan emosionalnya benar-benar diuji, terutama dengan keempat anaknya yang masih kecil.

Blokade dan Harapan Baru

Blokade yang terus berlanjut membuat kebutuhan dasar seperti susu bayi, popok dan bahan makanan menjadi sangat sulit diakses. “Kata ‘sulit’ rasanya tidak cukup. Tidak ada kata yang bisa menggambarkan rasa lapar, ketakutan, dan penderitaan yang kami alami,” ujarnya lirih.

Baca Juga :  Bagnaia Kuasai Kualifikasi MotoGP Jepang 2025 di Motegi

Namun,harapan muncul saat ia mengetahui bahwa kapal kemanusiaan internasional akan menggunakan namanya sebagai simbol perlawanan dan kemanusiaan.

“Saya sangat terharu. Ini adalah kehormatan sekaligus tanggung jawab besar. Saya berterima kasih kepada semua aktivis yang berani mengambil risiko demi G4za,” ujar Madleen.

Meski mengaku khawatir kapal tersebut akan dicegat oleh otoritas Isr-ael, Madleen tetap percaya bahwa pesan dari aksi ini sudah sampai ke dunia.

“Ini bukan sekadar kapal, tapi suara bagi mereka yang tak terdengar. Seruan untuk menghentikan diamnya dunia. Blokade harus diakhiri dan perang ini harus segera usai,” tegasnya.

Nelayan perempuan G4za Madleen Kulab bukan hanya simbol kekuatan perempuan, tetapi juga wajah kemanusiaan yang menyuarakan harapan dalam konflik yang tak kunjung usai. Kisahnya kini menjadi inspirasi bagi kapal Madleen yang membawa pesan solidaritas dunia untuk G4za. (Tim)

Disclaimer: Artikel ini bertujuan memberikan informasi berdasarkan fakta yang tersedia dan tidak bermaksud memihak atau memprovokasi pihak manapun.

Berita Terkait

Bashar Al-Assad Diduga Diracun Saat Bersembunyi di Rusia, Nyaris Tewas
Fermin Aldeguer Raih Kemenangan Perdana di MotoGP Mandalika 2025
Marc Marquez Cedera Bahu Usai Kecelakaan di MotoGP Mandalika
Shutdown Pemerintah AS 2025, Penyebab dan Dampak yang Terjadi
Shutdown Pemerintah AS Terjadi, Ribuan Pegawai Terkena Dampak
Kecaman Dunia atas Penahanan Kapal Flotilla Gaza oleh Israel
Turki dan Eropa Kawal Flotila Internasional Menuju Gaza
Medvedev Tundukkan Zverev, Amankan Tiket Semifinal Tiongkok Open 2025

Berita Terkait

Senin, 6 Oktober 2025 - 12:15 WIB

Bashar Al-Assad Diduga Diracun Saat Bersembunyi di Rusia, Nyaris Tewas

Minggu, 5 Oktober 2025 - 23:25 WIB

Fermin Aldeguer Raih Kemenangan Perdana di MotoGP Mandalika 2025

Minggu, 5 Oktober 2025 - 20:38 WIB

Marc Marquez Cedera Bahu Usai Kecelakaan di MotoGP Mandalika

Jumat, 3 Oktober 2025 - 12:02 WIB

Shutdown Pemerintah AS 2025, Penyebab dan Dampak yang Terjadi

Jumat, 3 Oktober 2025 - 11:15 WIB

Shutdown Pemerintah AS Terjadi, Ribuan Pegawai Terkena Dampak

Berita Terbaru

Warga menunjukkan cuplikan video viral terkait fenomena suara dentuman keras disertai kemunculan bola api di langit Cirebon, Jawa Barat, Minggu (5/10/2025). ANTARA/Fathnur Rohman/am

Nasional

Fenomena Meteor Jatuh di Laut Jawa, Warga Cirebon Panik

Senin, 6 Okt 2025 - 14:43 WIB

Pebalap Gresini Racing, Fermin Aldeguer, saat berlaga di MotoGP Mandalika (Foto: Ig @ferminaldeguer_54)

Internasional

Fermin Aldeguer Raih Kemenangan Perdana di MotoGP Mandalika 2025

Minggu, 5 Okt 2025 - 23:25 WIB

Pembalap BK8 Gresini Racing Fermin Aldeguer (Foto: Ig @gresiniracing)

Nasional

Fermin Aldeguer Tampil Perkasa, Menangi MotoGP Mandalika 2025

Minggu, 5 Okt 2025 - 22:34 WIB