Britainaja – Raksasa teknologi Google kembali melakukan pemangkasan tenaga kerja secara global. Sekitar 200 pegawai yang tergabung dalam divisi penjualan dan kemitraan diberhentikan dari posisinya.
Informasi ini pertama kali diungkap oleh The Information dan dikonfirmasi oleh berbagai sumber terpercaya, termasuk laporan dari CNN Indonesia. Langkah pemutusan hubungan kerja ini merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam mengalihkan fokus dan sumber daya ke pengembangan kecerdasan buatan (AI) serta infrastruktur pusat data.
Google menyatakan bahwa perubahan ini bertujuan meningkatkan efisiensi dan memperkuat kolaborasi lintas tim. “Kami melakukan penataan ulang untuk memperkuat layanan kepada pelanggan secara cepat dan efektif,” ungkap pihak perusahaan seperti dikutip dari Reuters pada Kamis (8/5).
Langkah serupa juga dilakukan pada bulan lalu, ketika Google memutuskan hubungan kerja dengan ratusan staf dari divisi platform dan perangkat. Divisi ini sebelumnya bertanggung jawab atas sejumlah produk utama seperti Android, Google Pixel, dan peramban Chrome.
Induk perusahaan Google, Alphabet Inc., pada Januari 2023 telah lebih dulu mengumumkan rencana pengurangan sekitar 12.000 posisi kerja—setara 6 persen dari total karyawan global. Per akhir Desember 2024, Alphabet tercatat memiliki lebih dari 183 ribu karyawan.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di Google. Beberapa perusahaan teknologi besar lainnya juga menempuh kebijakan serupa. Meta, misalnya, diketahui memangkas sekitar 5 persen dari tenaga kerjanya pada Januari 2025, terutama dari kelompok dengan performa terendah. Sementara itu, Microsoft mengurangi 650 posisi dari divisi Xbox pada September lalu. Amazon dan Apple pun melakukan pemangkasan karyawan di beberapa unit penting, termasuk komunikasi dan layanan digital.
Gelombang efisiensi ini dipandang sebagai langkah strategis untuk mempercepat perekrutan talenta di bidang machine learning dan kecerdasan buatan, yang kini menjadi prioritas utama industri teknologi global. (***)