Britainaja, Jakarta – Setiap 30 September, bangsa Indonesia kembali mengenang peristiwa kelam Gerakan 30 September 1965 atau G30S/PKI. Tragedi yang menewaskan tujuh perwira TNI AD ini kemudian diabadikan dalam film monumental Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI.
Film yang pertama kali diputar pada 1984 itu disutradarai oleh mendiang Arifin C. Noer. Karya ini bukan sekadar tontonan, melainkan juga bagian dari ingatan kolektif bangsa tentang sejarah kelam Indonesia. Hingga kini, film tersebut masih kerap diputar menjelang peringatan 30 September.
Profil Singkat Arifin C. Noer
Arifin C. Noer lahir pada 10 Maret 1941 dan di kenal sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia perfilman Indonesia. Selain menjadi sutradara, ia juga aktif sebagai penulis skenario, produser, dan wartawan. Namanya makin di kenal luas setelah di percaya menggarap film G30S/PKI yang memerlukan riset panjang sebelum diproduksi.
Keberhasilan Arifin dalam menyutradarai film-film bersejarah membuatnya di ingat sebagai salah satu sineas berpengaruh di Indonesia.
Fakta Menarik Arifin C. Noer
1. Suami dari Aktris Senior Jajang C. Noer
Arifin menikah dengan aktris terkenal Jajang C. Noer pada 1979. Dari pernikahan ini, mereka di karuniai seorang putri bernama Nazira C. Noer. Pasangan ini di kenal sebagai keluarga seniman yang berkontribusi besar bagi dunia seni dan perfilman Indonesia.
2. Putrinya Ikuti Jejak di Industri Film
Nazira, putri Arifin dan Jajang, juga berkecimpung di dunia film. Selain berakting, ia aktif sebagai publisis. Salah satu karya yang melibatkan dirinya adalah film SORE: Istri Dari Masa Depan. Dengan begitu, kiprah keluarga Arifin di dunia perfilman masih berlanjut hingga generasi berikutnya.
3. Besan Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla
Tak banyak yang mengetahui bahwa keluarga Arifin memiliki hubungan dekat dengan tokoh nasional. Putra bungsunya, Marah Laut, menikahi Chairani Kalla, putri dari mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. Hubungan ini membuat Arifin menjadi besan dari salah satu tokoh penting bangsa.
4. Belajar Film Secara Otodidak
Meski tidak memiliki latar belakang pendidikan formal di bidang film, Arifin tetap menekuni dunia sinematografi dengan serius. Pada 1972–1973, ia mengikuti International Writing Program di Universitas Iowa, Amerika Serikat. Dari pengalaman tersebut, Arifin banyak memperdalam pengetahuan sastra dan memperkaya perspektifnya dalam dunia film.
5. Peraih Piala Citra FFI
Dedikasinya terhadap dunia perfilman Indonesia membuahkan banyak penghargaan. Arifin beberapa kali meraih Piala Citra dari Festival Film Indonesia (FFI). Prestasi ini semakin meneguhkan posisinya sebagai salah satu sutradara besar yang di hormati di tanah air.
Arifin C. Noer bukan sekadar sutradara yang menggarap film kontroversial. Ia di kenal piawai meramu cerita dengan pendekatan realis dan mendalam. Selain film G30S/PKI, sejumlah karyanya turut memperkaya khazanah perfilman nasional.
Hingga kini, karya-karya Arifin masih menjadi bahan diskusi akademik maupun tontonan publik. Sosoknya di anggap berhasil menjembatani seni, sejarah, dan politik melalui medium film.
Arifin C. Noer meninggalkan jejak yang tidak tergantikan dalam sejarah perfilman Indonesia. Dari kehidupan pribadi hingga prestasi profesional, ia di kenal sebagai sosok pekerja keras, kreatif, dan berdedikasi tinggi. Film G30S/PKI yang di garapnya telah menjadi salah satu karya paling berpengaruh dalam sejarah perfilman Indonesia.
Melalui karya-karyanya, Arifin mengajarkan bahwa film bukan sekadar hiburan, tetapi juga media penting untuk merekam sejarah dan menyampaikan pesan kepada generasi mendatang. (Tim)