Gen Z Amerika Mulai Tinggalkan Smartpone dan Beralih ke Ponsel Jadul, Ada Apa?

- Jurnalis

Sabtu, 12 April 2025 - 13:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi  Pixabay

Ilustrasi Pixabay

Britainaja – Fenomena unik tengah terjadi di kalangan Gen Z di Amerika Serikat. Alih-alih mengikuti tren teknologi terkini, banyak dari mereka justru mulai meninggalkan smartphone dan beralih menggunakan ponsel klasik atau yang sering disebut dumb phone. Aksi ini disebut sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan mental.

Berdasarkan data dari Global Wellness Institute (GWI), sejak tahun 2021 generasi yang lahir antara 1997 hingga 2012 ini mulai mengurangi interaksi dengan media sosial. Mereka lebih memilih aktivitas di luar jaringan (luring) dan layanan yang tidak terhubung dengan internet.

Keputusan ini muncul dari kesadaran akan pentingnya menjaga privasi dan kebebasan individu. Media sosial kini dinilai kurang sehat sebagai ruang berekspresi karena banyaknya informasi bohong, konten pamer, hingga pemicu emosi negatif.

Mengapa Gen Z Menjauh dari Smartphone?

Menurut laporan dari Mileworld, sebanyak 33% remaja mengalami gejala depresi. Penelitian pada tahun 2010 hingga 2015 juga mencatat peningkatan angka percobaan bunuh diri di kalangan remaja.

Inilah yang mendorong sebagian Gen Z menjual smartphone mereka dan memilih ponsel sederhana. Harapannya, langkah ini bisa membantu menurunkan tingkat kecemasan, terutama di kalangan remaja perempuan, serta mengurangi rasa kesepian yang dialami remaja laki-laki.

Majalah Politico juga menyoroti tren ini, mencatat lonjakan kasus gangguan mental sejak 2012, yang memuncak pada 2022. Salah satu platform yang dianggap memicu krisis ini adalah Instagram, terutama bagi pengguna perempuan muda.

Baca Juga :  Lisa Mariana Akhirnya Muncul ke Publik, Ungkap Awal Hubungan dengan Ridwan Kamil

Dalam buku Of Boys and Men karya Richard Reeves, disebutkan bahwa laki-laki dan perempuan menggunakan gadget secara berbeda. Laki-laki lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain game, sedangkan perempuan lebih aktif di media sosial. Jika kebiasaan ini berlangsung terus-menerus, interaksi sosial dan kondisi psikologis mereka bisa terdampak secara negatif.

Dampak dari Tren Ini

Walaupun belum menjadi gerakan besar-besaran, dampak tren ini mulai terlihat. The Guardian melaporkan bahwa penjualan ponsel flip dan model klasik lainnya menunjukkan tren peningkatan.

Namun, menurut analis teknologi Joe Birch, saat ini mayoritas Gen Z sekitar 9 dari 10 masih mengandalkan smartphone. Meski demikian, mulai terlihat pergeseran minat: 3 dari 5 Gen Z dilaporkan tidak ingin terlalu terikat dengan kehidupan digital.

Ponsel jadul yang digunakan pun bukan sepenuhnya ‘bodoh’. Banyak dari perangkat ini kini dibekali dengan fitur-fitur dasar seperti kamera, GPS, dan hotspot. International Data Corp memprediksi pasar ponsel sederhana ini akan mencapai nilai sekitar 29 miliar dolar AS pada 2025, atau sekitar Rp470 triliun.

Meski begitu, tidak semua Gen Z bisa begitu saja berpindah ke ponsel sederhana, terutama mereka yang sudah memasuki dunia kerja. Untuk kalangan ini, solusi terbaik adalah tetap menggunakan smartphone namun dengan kontrol dan batasan yang sehat, agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap fisik maupun psikis.

Baca Juga :  Idul Fitri 1446 H Berpotensi Dirayakan Serentak di Indonesia

Pandangan Psikolog

Guru Besar Psikologi Universitas Airlangga (Unair), Prof. Dr. Nurul Hartini, S.Psi., M.Kes menyambut positif langkah Gen Z yang ingin menjaga kesehatan mental dengan mengurangi ketergantungan pada smartphone.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa di era digital ini, perangkat pintar masih dibutuhkan untuk berbagai keperluan penting. Oleh karena itu, keseimbangan dan pengaturan waktu dalam menggunakan smartphone menjadi hal yang esensial.

Peran orang tua dan pendidik sangat diperlukan untuk mengawasi dan mengevaluasi durasi serta kualitas penggunaan smartphone anak-anak dan remaja. Penggunaan gadget yang berlebihan bisa menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain:

  • Gangguan pada penglihatan dan motorik
  • Penurunan fungsi kognitif
  • Ketidakstabilan emosi
  • Kecenderungan menarik diri dari lingkungan sosial
  • Kesulitan bersosialisasi

Tren ini patut dicermati, bukan hanya di Amerika tetapi juga di Indonesia. Generasi muda Indonesia bisa mengambil pelajaran dari langkah Gen Z di Amerika untuk lebih bijak dalam menggunakan teknologi, sehingga kesehatan mental dan kualitas hidup sehari-hari tetap terjaga. (***)

Berita Terkait

Mulai 2025, Jalur Khusus PPPK untuk Honorer Dihapus, Presiden Tegaskan Kebijakan Baru
Jadwal Terbaru Ujian Seleksi Kompetensi PPPK Tahap 2 Diumumkan, Simak Rinciannya
Panduan Cetak Kartu Ujian PPPK 2024 Tahap 2: Jangan Sampai Terlambat!
Mahfud MD: UGM Tak Perlu Terlibat Lagi, Bukan Pihak yang Memalsukan Ijazah Jokowi
Hotma Sitompul Tutup Usia, Dunia Hukum Indonesia Kehilangan Sosok Penting
Festival Songkran di Thailand, 59 Orang Meninggal Dunia dalam 2 Hari Perayaan
Keberangkatan Kloter Pertama Haji 2025 Dimulai Awal Mei, Ini Jadwal Lengkapnya
Oknum Dokter Kandungan di Garut Diamankan Polisi Terkait Dugaan Pelecehan Pasien
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 18 April 2025 - 17:04 WIB

Mulai 2025, Jalur Khusus PPPK untuk Honorer Dihapus, Presiden Tegaskan Kebijakan Baru

Jumat, 18 April 2025 - 07:05 WIB

Jadwal Terbaru Ujian Seleksi Kompetensi PPPK Tahap 2 Diumumkan, Simak Rinciannya

Kamis, 17 April 2025 - 07:26 WIB

Panduan Cetak Kartu Ujian PPPK 2024 Tahap 2: Jangan Sampai Terlambat!

Kamis, 17 April 2025 - 07:13 WIB

Mahfud MD: UGM Tak Perlu Terlibat Lagi, Bukan Pihak yang Memalsukan Ijazah Jokowi

Rabu, 16 April 2025 - 20:45 WIB

Hotma Sitompul Tutup Usia, Dunia Hukum Indonesia Kehilangan Sosok Penting

Berita Terbaru