Britainaja – Liburan bukan lagi soal kemewahan, tapi soal pengalaman dan pemulihan diri. Di tengah padatnya rutinitas harian dan stres yang tak bisa dihindari, tentunya liburan menjadi sebuah kebutuhan, bukan hanya sekadar keinginan. Namun, satu pertanyaan yang sering muncul adalah: gaya liburan mana yang paling cocok untuk saya, backpacking atau staycation?
Masing-masing menawarkan manfaat berbeda. Backpacking identik dengan petualangan, kebebasan, dan eksplorasi. Sementara staycation mengutamakan kenyamanan, kemudahan, dan relaksasi. Keduanya bisa sama-sama menyenangkan, tergantung bagaimana kamu menjalaninya.
Melalui artikel ini, kita akan membedah secara menyeluruh kelebihan dan kekurangan masing-masing gaya liburan, membandingkannya dari berbagai sisi—dari anggaran, tujuan, hingga kepribadianmu. Tujuannya? Agar kamu bisa memilih dengan bijak dan mendapatkan pengalaman liburan yang benar-benar kamu butuhkan.
Mengenal Dua Gaya Liburan Populer: Backpacking dan Staycation
Apa Itu Backpacking?
Backpacking adalah gaya traveling yang fokus pada eksplorasi dan petualangan dengan biaya seminimal mungkin. Alih-alih koper besar, backpacker hanya membawa tas ransel yang ringan dan fungsional. Mereka biasanya menghindari paket tur dan memilih merancang perjalanannya sendiri—lebih fleksibel, lebih spontan, dan tentu saja lebih menantang.
Karakteristik utama backpacking:
- Mandiri dan fleksibel: Tidak terikat itinerary kaku.
- Biaya rendah: Menginap di hostel, menumpang transportasi umum, atau bahkan hitchhiking.
- Sosial: Sering bertemu sesama backpacker dari berbagai negara.
Backpacking sangat cocok dijadikan sarana pengembangan diri, menghadapi tantangan baru dan memperluas cara pandang tentang dunia.
Apa Itu Staycation?
Sebaliknya, staycation adalah liburan tanpa benar-benar bepergian jauh dari tempat tinggal. Kamu bisa menginap di hotel, resort, atau vila dalam kota atau daerah terdekat. Tidak adanya kemacetan di bandara, tidak ada jet lag, dan tidak ada koper yang hilang.
Karakteristik utama staycation:
- Santai dan praktis: Liburan tanpa harus packing berlebihan atau repot logistik.
- Minim biaya transportasi: Fokus pada kenyamanan dan relaksasi.
- Fleksibel waktu: Cocok untuk akhir pekan atau bahkan satu malam.
Staycation ideal untuk kamu yang ingin mengisi ulang energi, menenangkan pikiran, atau sekadar menjauh dari rutinitas harian tanpa stres tambahan.
Perbandingan Lengkap Backpacking vs Staycation
1. Biaya dan Anggaran
Backpacking:
Murah jika dilakukan dengan cerdas, apalagi jika kamu rela tidur di hostel dorm, makan di warung lokal, dan jalan kaki keliling kota.
Tapi, biaya bisa saja membengkak jika perjalanan terlalu panjang atau destinasi yang terlalu jauh. Jangan lupa, pengeluaran seperti visa, tiket pesawat, atau asuransi perjalanan tetap perlu diperhitungkan.
Staycation:
Lebih terkontrol. Tidak ada tiket transportasi antar kota atau biaya bagasi. Hanya saja kamu perlu menganggarkan biaya untuk hotel, makanan, dan hiburan.
Namun, staycation bisa saja lebih mahal dari apa yang kamu duga jika harus memilih hotel mewah atau terlalu banyak orderan pada layanan hotel.
Untuk menghemat budged, booking penginapan melalui aplikasi seperti Traveloka atau Tiket.com di hari biasa agar mendapatkan harga yang lebih murah.
2. Durasi dan Fleksibilitas Waktu
Backpacking:
- Cocok untuk libur panjang seperti cuti tahunan atau perjalanan antarnegara.
- Membutuhkan perencanaan waktu yang lebih kompleks dan lebih lama berada di luar rumah.
Staycation:
- Fleksibel dan bisa dilakukan kapan saja, bahkan di tengah minggu.
- Kamu bisa mulai di sore hari sepulang kerja, lalu kembali lagi ke rutinitas esok harinya.
3. Tujuan dan Pengalaman yang Diperoleh
Backpacking:
Memberi pengalaman hidup yang berharga: bertemu orang baru, belajar budaya asing, hingga beradaptasi dengan hal-hal tak terduga.
Tidak selalu nyaman, apalagi jika kamu tidak terbiasa dengan perubahan cuaca, makanan asing, atau kondisi transportasi lokal.
Staycation:
Fokus pada pemulihan diri. Banyak orang merasa lebih fresh setelah staycation karena bisa benar-benar beristirahat tanpa gangguan.
Tapi, cenderung tidak memberi pengalaman baru yang “mengguncang”. Kurang cocok untuk kamu yang haus tantangan atau ingin keluar dari zona nyaman.
4. Gaya Hidup dan Kepribadian
- Petualang & ekspresif: Cenderung menyukai backpacking, karena memberikan kebebasan dan kesempatan untuk mengeksplor hal baru.
- Introver & reflektif: Staycation lebih cocok karena memungkinkan waktu untuk menenangkan diri, membaca buku, atau sekadar menatap langit dari balkon hotel.
- Orang tua atau pasangan muda: Staycation lebih praktis dan aman.
- Mahasiswa & solo traveler: Backpacking membuka banyak kesempatan untuk belajar di luar kampus atau zona domestik.
Plus-Minus Masing-Masing: Ringkasan Singkat
Aspek | Backpacking | Staycation |
---|---|---|
Biaya | Murah, tergantung cara pengelolaan | Lebih stabil, tergantung pilihan hotel |
Kenyamanan | Variatif, bisa melelahkan | Tinggi, fokus pada relaksasi |
Pengalaman | Kaya dan mendalam | Lebih personal dan reflektif |
Fleksibilitas waktu | Butuh waktu panjang | Bisa dilakukan dalam sehari |
Risiko | Lebih tinggi (kesehatan, transportasi) | Sangat minim |
Tips Memilih Gaya Liburan Sesuai Situasi Kamu
- Cek kondisi fisik dan mental: Kalau sedang burnout, staycation lebih baik. Kalau butuh perspektif baru, coba backpacking.
- Hitung anggaran dan cuti: Punya waktu panjang dan budget terbatas? Rancang backpacking ke beberapa kota domestik. Kalau cuma punya akhir pekan, staycation jadi pilihan masuk akal.
- Pikirkan tujuan liburanmu: Mau healing atau adventure? Mau tidur nyenyak atau naik gunung?
Gabungkan Keduanya: Solusi Cerdas Liburan Masa Kini
Semakin banyak orang yang tidak memilih satu gaya secara mutlak. Mereka menggabungkan backpacking dan staycation dalam satu rangkaian perjalanan.
Contoh:
- Hari 1–3: Backpacking ke beberapa objek wisata lokal.
- Hari 4–5: Staycation di hotel atau glamping untuk pemulihan tenaga.
Dengan kombinasi ini, kamu bisa menikmati energi petualangan sekaligus kenyamanan refleksi, tanpa harus berkompromi dengan waktu atau budget.
Tidak Ada yang Salah, Semua Tergantung Kamu
Backpacking dan staycation bukanlah pilihan yang saling meniadakan. Keduanya adalah gaya liburan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, dan karakter kamu saat ini.
Yang paling penting adalah: liburan harus memberi manfaat nyata. Baik untuk fisik, pikiran, maupun jiwa. Jangan hanya ikut tren, tapi pahami apa yang benar-benar kamu butuhkan dari sebuah jeda.
Apakah kamu lebih suka backpacking atau staycation? Pernah menggabungkan keduanya? Ceritakan pengalaman liburanmu di kolom komentar! Siapa tahu itu bisa menjadi inspirasi bagi pembaca lainnya. (Tim)