Britainaja – Pergantian kepemilikan besar baru saja mengguncang peta persaingan di industri hiburan global. Platform streaming raksasa, Netflix, mengumumkan rencana ambisius untuk mengakuisisi Warner Bros. Kesepakatan fantastis ini di perkirakan mencapai 72 miliar dolar AS, atau setara dengan Rp1.144 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.900).
Langkah strategis ini bukan hanya tentang memperluas perpustakaan film semata. Akuisisi Warner Bros. ini adalah manuver Netflix untuk mendeklarasikan dominasi di sektor video game global.
Fokus Utama: Netflix Kuasai Studio Game Legendaris
Bagi komunitas gamer, hal paling krusial dari mega-kesepakatan ini adalah pengalihan kepemilikan divisi Warner Bros. Games. Melalui akuisisi ini, Netflix akan mengambil alih kendali atas studio-studio pengembangan game ternama.
Beberapa studio first-party yang akan bergabung di bawah naungan Netflix termasuk:
-
NetherRealm Studios, pengembang franchise pertarungan ikonik.
-
Rocksteady Studios, yang dikenal dengan game superhero.
-
Avalanche Software dan TT Games.
-
Juga studio lainnya seperti WB Games Montreal, Boston, New York, dan San Francisco.
Proses akuisisi ini di perkirakan tuntas sepenuhnya pada kuartal ketiga tahun 2026. Namun, sebelum itu, ada satu tahapan korporasi yang harus di selesaikan: divisi Discovery Global milik Warner Bros. Discovery perlu di pisahkan terlebih dahulu menjadi perusahaan publik yang beroperasi secara mandiri.
Koleksi IP Fantastis untuk Pengembangan Konten
Dampak dari akuisisi ini terhadap aset intelektual (IP) Netflix sangatlah masif. Selain mendapatkan hak tayangan klasik seperti The Big Bang Theory, The Sopranos, dan The Wizard of Oz, Netflix juga akan menguasai properti yang krusial bagi masa depan pengembangan game mereka.
Semesta DC Universe, Game of Thrones, dan waralaba dunia sihir Harry Potter kini akan berada dalam ekosistem yang sama dengan IP original milik Netflix, seperti Stranger Things dan Squid Game. Hal ini membuka potensi kolaborasi konten yang tak terbatas.
Misi Netflix: Mendefinisikan Ulang Gaya Bercerita
Co-CEO Netflix, Ted Sarandos, menegaskan bahwa tujuan utama perusahaannya adalah untuk menghibur dunia. Ia optimistis bahwa dengan menyatukan sejarah panjang Warner Bros., dari Casablanca hingga Friends, Netflix akan mampu “mendefinisikan ulang gaya bercerita untuk abad berikutnya.”
Senada dengan Sarandos, Co-CEO Greg Peters menambahkan bahwa akuisisi ini akan mempercepat laju pertumbuhan bisnis mereka hingga beberapa dekade. Ia percaya bahwa kemampuan produksi Warner Bros. yang telah teruji selama satu abad, di padukan dengan jangkauan global dan model bisnis Netflix, akan memperkuat nilai bagi para pemegang saham serta menarik lebih banyak penggemar ke layanan streaming mereka.
Sementara itu, CEO Warner Bros. Discovery, David Zaslav, menyambut positif penggabungan ini. Ia melihat ini sebagai penyatuan dua perusahaan pencerita terbesar di dunia. Menurutnya, kerja sama dengan Netflix akan memastikan warisan cerita mereka tetap relevan dan dapat di nikmati oleh berbagai generasi penonton dan pemain game di masa depan. Akuisisi ini di perkirakan akan menciptakan era baru di industri game, di mana batas antara hiburan menonton dan bermain game akan semakin kabur di bawah satu layanan berlangganan. (Tim)









