Britainaja – Layanan infrastruktur internet global, Cloudflare, di laporkan mengalami gangguan besar dan masif pada hari Selasa, 18 November 2025. Insiden ini menyebabkan sejumlah platform digital terpopuler, termasuk ChatGPT, X (sebelumnya Twitter), Canva, hingga berbagai aplikasi internet lainnya, tidak dapat di akses oleh jutaan penggunanya di seluruh dunia.
Kejadian error Cloudflare ini memicu kebingungan dan kekecewaan pengguna yang bergantung pada layanan-layanan tersebut. Penting untuk memahami apa sebenarnya penyebab utama di balik lumpuhnya salah satu tulang punggung internet ini.
Cloudflare sendiri di kenal sebagai layanan penting yang menyediakan beragam teknologi untuk menunjang pengalaman online yang stabil. Fungsinya meliputi melindungi situs web dari serangan siber berbahaya, hingga memastikan situs tetap bekerja optimal meskipun terjadi lonjakan lalu lintas (trafik) tinggi.
Saat gangguan seperti ini terjadi, pengguna biasanya akan melihat kode galat (error code) pada layar mereka, seperti 520, 521, atau 522. Kode-kode tersebut mengindikasikan adanya masalah komunikasi yang terputus antara layanan Cloudflare dengan server asal (server host) dari situs atau aplikasi yang ingin diakses.
Pihak Cloudflare segera melakukan investigasi dan memastikan penyebab awal dari insiden error ini. Melansir laporan dari The Guardian, perusahaan menegaskan bahwa gangguan tersebut murni bukan di sebabkan oleh serangan siber atau upaya peretasan jahat dari pihak luar.
Penyebab utamanya adalah adanya bug pada fitur konfigurasi file otomatis yang di buat oleh sistem internal Cloudflare. Sistem tersebut tanpa sengaja menghasilkan dan menyimpan file konfigurasi dengan ukuran yang jauh melebihi batas normal yang seharusnya.
Masalah muncul ketika file konfigurasi yang ukurannya dua kali lipat lebih besar dari batas wajar ini di distribusikan ke seluruh mesin jaringan Cloudflare di berbagai lokasi. Sistem yang ada tidak mampu memuat file yang terlalu besar ini.
Akibatnya, terjadi crash atau kerusakan di banyak titik jaringan secara bersamaan. Situasi semakin di perparah karena adanya lonjakan lalu lintas yang tidak biasa terdeteksi saat jaringan telah berada dalam kondisi yang sangat tidak stabil. Kombinasi kedua faktor ini memperburuk kerusakan, memaksa beberapa rute dan layanan vital Cloudflare harus di matikan sementara untuk perbaikan.
Setelah bekerja keras, Cloudflare berhasil melakukan perbaikan pada sistem yang crash. Sebagian besar situs dan layanan yang terdampak di laporkan dapat kembali diakses sekitar pukul 09.57 pagi Waktu Timur (ET) atau pukul 09.57 WIB di Indonesia.
Meskipun demikian, Cloudflare menyebutkan bahwa sebagian kecil pengguna mungkin masih mengalami sedikit kendala, terutama yang berkaitan dengan tampilan data visual pada dasbor (dashboard) layanan mereka. Secara keseluruhan, layanan infrastruktur internet kini di pastikan telah kembali normal. (Tim)









