Britainaja – Banyak orang mengenal Garut hanya sebagai “kota dodol” atau “Bali-nya Jawa Barat” karena panorama gunung dan pantainya. Namun, di sisi timur Garut, tepatnya di Kecamatan Wanaraja, tersimpan dunia lain yang sering terlewat oleh para pelancong. Wilayah ini adalah mozaik antara pegunungan hijau, sumber air panas, seni pertunjukan tradisional, hingga situs sejarah yang tenang.
Wanaraja tidak sekadar menawarkan destinasi wisata, ia menyuguhkan pengalaman imersif yang merangkum alam, budaya, dan keramahan warga setempat. Dengan akses yang kini mulai dibenahi dan potensi wisata yang terus dipromosikan oleh pemerintah daerah, tahun 2025 menjadi momen tepat untuk menjelajahi kawasan ini.
Berikut adalah tujuh destinasi unggulan Wanaraja yang saya susun dengan urutan acak agar Anda merasakan kejutan saat menapakinya.
1. Talaga Bodas – Keindahan di Atas Awan dengan Kehangatan Alam
Matahari baru saja muncul di balik bukit saat saya tiba di Talaga Bodas. Udara pagi di ketinggian ±1.512 meter di atas permukaan laut ini begitu segar, seakan paru-paru mendapat asupan oksigen murni tanpa campuran polusi. Danau kawahnya berwarna biru kehijauan, dikelilingi vegetasi hijau lebat dan bebatuan vulkanik berwarna putih.
Di tepi kawah, pengunjung bisa merendam kaki atau seluruh tubuh di kolam air panas alami yang kaya belerang, suhu airnya berkisar 40-50°C, dipercaya baik untuk relaksasi otot. Saat kabut turun, suasana menjadi mistis dan fotogenik.
Google Maps: Klik di sini
Harga tiket masuk 2025:
-
Wisatawan lokal: Rp7.000 (weekday), Rp9.500 (akhir pekan)
-
Wisman: Rp105.000-Rp155.000
-
Parkir: Motor mulai Rp5.000, mobil Rp10.000 (weekday, sedikit lebih tinggi di akhir pekan)
-
Jam buka: 06.00-17.45 WIB
Catatan akses: Dari pusat Garut, perjalanan ±28 km. Separuh jalan terakhir masih berbatu dan sempit. Banyak pengunjung memilih ojek lokal (~Rp10.000/orang PP) agar lebih nyaman.
2. Kampung Seni Manglayang – Menyelami Jiwa Budaya Sunda
Di kaki Gunung Manglayang, berdiri sebuah kampung yang tidak sekadar dihuni manusia, tetapi juga oleh nyawa kesenian Sunda. Kampung Seni Manglayang menjadi arena hidup bagi pertunjukan Wayang Golek, Benjang, Ketuk Tilu, hingga pop Sunda yang dimainkan secara bergantian.
Di sini, rumah panggung dari bambu, aroma peuyeum yang baru dijemur, dan suara gamelan yang samar-samar terdengar menjadi harmoni yang sulit dilupakan. Wisatawan bisa ikut workshop membuat topeng atau belajar menari Jaipong langsung dari seniman setempat.
3. Curug Cipeureus – Gemericik yang Menenangkan Hati
Di Desa Sukamenak, suara air jatuh dari ketinggian ±12 meter terdengar bahkan sebelum air terjun terlihat. Curug Cipeureus menyuguhkan kesegaran air pegunungan yang jernih, mengalir di antara bebatuan hitam licin. Perjalanan menuju curug hanya 15 menit trekking ringan dari balai desa, melewati kebun sayur dan sawah yang menghijau.
Tidak ada kafe modern di sini, hanya warung kopi sederhana dan warga yang siap menyapa. Justru kesederhanaan ini yang menjadi pesonanya, tempat untuk duduk diam, mendengarkan alam berbicara.
Google Maps: Klik di sini
4. Makam Pangeran Papak & Pancuran Tujuh – Ziarah dan Kedamaian
Bukit Cinunuk menyimpan kisah spiritual Wanaraja. Di sinilah bersemayam Raden Wangsa Muhammad (Pangeran Papak), tokoh penyebar Islam di wilayah ini. Kompleks makamnya sederhana namun terawat, sering dipenuhi peziarah yang datang dari berbagai daerah.
Tak jauh dari situ, Pancuran Tujuh Cimuara memancarkan air jernih yang dianggap suci oleh warga. Banyak peziarah yang menggunakan air ini untuk berwudhu sebelum berdoa, sebuah tradisi yang telah berlangsung ratusan tahun.
Google Maps: Klik di sini
5. Infinity Pool Cipanas Sumur Sukasono – Mandi Hangat di Tengah Sawah
Di Desa Sukasono, Pasir Jengkol, terdapat kolam pemandian air panas yang menawarkan pemandangan tak biasa: hamparan sawah dan pegunungan sebagai latar. Kolam utamanya dirancang mirip infinity pool, membuat pengunjung merasa menyatu dengan lanskap alam.
Harga tiket 2025:
-
Dewasa: Rp15.000-Rp20.000
-
Anak-anak: Rp6.000-Rp10.000
-
Jam buka: 08.00-18.00 WIB
Tempat ini menjadi favorit keluarga pada akhir pekan. Meski fasilitas bilas terbatas, suasana alami dan air hangatnya membuat pengunjung betah berlama-lama.
Google Maps: Klik di sini
6. Kolam Renang Layung Sari – Arena Rekreasi Keluarga
Berlokasi di Jl. Raya Wanaraja, Kolam Renang Layung Sari adalah jawaban untuk liburan keluarga yang santai. Wahana seperti perosotan, ember tumpah, dan area bermain anak membuat anak-anak tak mau pulang. Tiketnya sekitar Rp15.000, dengan fasilitas gazebo, kantin, dan area parkir luas.
Google Maps: Klik di sini
7. Surak Ibra – Seni Pertunjukan Energi Tinggi
Tidak ada yang lebih memikat daripada Surak Ibra, kesenian khas Wanaraja yang memadukan hentakan kaki, tepukan tangan, siulan, dan vokal berirama cepat, disertai instrumen seperti kendang dan dog-dog. Energinya menghipnotis, penontonnya sering terbawa suasana untuk ikut bergerak.
Tips Eksplorasi Wanaraja
Tips | Keterangan |
---|---|
Musim terbaik | April-Oktober, cuaca lebih cerah |
Awali perjalanan pagi | Menghindari keramaian dan cuaca panas |
Gunakan ojek lokal | Efektif di jalur berbatu menuju Talaga Bodas |
Bawa uang tunai | Banyak lokasi belum mendukung pembayaran digital |
Siapkan alas kaki nyaman | Berguna untuk trekking ringan dan area licin |
Nikmati interaksi dengan warga | Banyak cerita dan sejarah yang tidak tertulis di brosur |
Wanaraja adalah destinasi yang kompleks namun hangat. Ia menyatukan alam vulkanik, air terjun sejuk, sumber air panas, kesenian tradisional, dan situs spiritual dalam satu wilayah yang tidak terlalu luas.
Bagi wisatawan yang mencari pengalaman otentik, jauh dari keramaian kota dan pusat perbelanjaan modern, Wanaraja adalah jawabannya. Dan di tahun 2025, dengan semakin gencarnya promosi wisata lokal, tempat ini siap menyambut lebih banyak penjelajah, termasuk Anda. (Wd)